Siang Ini, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Buka Rakornas PKS

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (14/11/2019) hari ini.

Editor: Hari Susmayanti
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak via Kompas.com
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan sambutan saat pembukaan Kongres II Partai NasDem di JIExpo, Jakarta, Jumat (8/11/2019). Kongres II Partai NasDem yang digelar 8-11 November itu mengusung tema Restorasi Untuk Indonesia Maju. 

TRIBUNJOGJA.COM - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (14/11/2019) hari ini.

Rencananya, Rakornas PKS akan dibuka secara langsung oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

"Insya Allah (Rakornas) dibuka oleh Ketua Majelis Syuro PKS Habib Dr Salim Segaf Aljufri, Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman, Sekjen PKS Mustafa Kamal dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan," ujar Ketua Departemen Politik PKS Pipin Sopian melalui pesan singkat, Kamis (14/11/2019).

Rapat ini akan dihadiri oleh seluruh pengurus PKS di tingkat pusat hingga daerah se-Indonesia.

Acara itu akan mengangkat tema "Semakin Kokoh Melayani Rakyat".

Anies Baswedan dan Partai Nasdem Dimata Pengamat Politik

Berdasarkan jadwal Rakornas, Anies Baswedan akan memberikan sambutan pada pukul 13.40 WIB.

Setelah itu, dilanjutkan dengan pengarakan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri.

Kemudian, giliran Presiden PKS Sohibul Iman memberikan pernyataan sikap resmi partai terhadap Pemerintahan Presiden Joko Widodo periode 2019-2024.

Juru Bicara PKS Ahmad Fathul Bari mengatakan, melalui rakornas tersebut, partainya akan menegaskan sikap politik sebagai oposisi terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo selama lima tahun ke depan.

"Rakornas 2019 juga akan kami jadikan momentum penegasan dan pengukuhan sikap oposisi PKS", ujar Fathul melalui keterangan tertulisnya, Kamis (14/11/2019).

Fathul menuturkan, momentum "pelukan kebangsaan" yang terjadi antara Presiden PKS Sohibul Iman, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dan Presiden Jokowi, tidak mengubah sikap PKS untuk tetap menjalankan peran sebagai partai oposisi.

Ia tak memungkiri adanya anggapan dari sejumlah pihak yang mempertanyakan konsistensi PKS.

Tidak sedikit yang menilai momen "pelukan kebangsaan" itu menjadi sinyal perubahan sikap PKS.

"Walau kemarin Presiden PKS sempat berpelukan dengan Presiden Jokowi dan Surya Paloh yang notabene merupakan rival politik kami,

tapi hal itu tidak mengubah sikap kami untuk tetap berada di luar pemerintahan. Walau pelukan, tapi tetap oposisi," ucap Fathul.

Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh (kiri) berbincang dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman usai menyampaikan hasil pertemuan tertutup kedua partai di DPP PKS, Jakarta, Rabu (30/10/2019). Pertemuan tersebut dalam rangka silaturahmi kebangsaan dan menjajaki kesamaan pandangan tentang kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/foc.
Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh (kiri) berbincang dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman usai menyampaikan hasil pertemuan tertutup kedua partai di DPP PKS, Jakarta, Rabu (30/10/2019). Pertemuan tersebut dalam rangka silaturahmi kebangsaan dan menjajaki kesamaan pandangan tentang kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/foc. (ANTARA FOTO/PUSPA PERWITASARI)

Sebelumnya, pertemuan antara Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dan Presiden Partai Keadilan Sejahtera ( PKS) Sohibul Iman pada akhir Oktober lalu tampaknya menarik perhatian Presiden Joko Widodo.

Tol Solo-Yogya-Bawen Berdampak Pada Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, Pemprov Siapkan Ganti

Presiden Jokowi sempat berkelakar soal hangatnya rangkulan Surya Paloh kepada Sohibul Iman saat membuka peringatan HUT ke-55 Partai Golkar di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (6/11/2019).

Awalnya, Jokowi menyapa satu per satu para tokoh yang hadir.

Begitu sapaan sampai di Surya Paloh yang hadir sebagai tamu undangan, Jokowi pun menyinggung soal pertemuan itu.

"Yang saya hormati para ketua umum, Bapak Surya Paloh yang kalau kita lihat malam hari ini beliau lebih cerah dari biasanya, sehabis pertemuan beliau dengan Pak Sohibul Iman di PKS," kata Jokowi.

Pernyataan Presiden Jokowi langsung disambut tawa dan sorak sorai kader Partai Golkar.

Presiden lalu bicara soal rangkulan Surya Paloh ke Sohibul yang sempat menghiasi headline sejumlah media massa.

"Saya tidak tahu maknanya apa. Tetapi rangkulannya itu tidak seperti biasanya. Tidak pernah saya dirangkul oleh Bang Surya seerat dengan Pak Sohibul Iman," kata Jokowi lagi.

Pernyataan Jokowi itu kembali disambut heboh para kader Partai Golkar yang hadir.

Jokowi melanjutkan, sebenarnya ia sudah bertanya langsung ke Surya Paloh soal pertemuannya dengan Sohibul Iman.

Jokowi bertanya hal itu saat bertemu Surya di ruang tunggu, sebelum acara HUT Partai Golkar itu dimulai.

Namun, Jokowi mengaku belum mendapatkan jawaban.

"Tadi di holding saya tanyakan, ada apa? Tapi nanti jawabnya, di lain waktu dijawab. Saya boleh bertanya dong, karena beliau masih di koalisi pemerintah," kata Jokowi.

Reaksi Surya Paloh

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh saat memberikan Kuliah Umum Kebangsaan: 'Tantangan Bangsa Indonesia Kini dan Masa Depan' di Kampus Pascasarjana Universitas Indonesia (UI), Salemba, Jakarta Pusat,
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh saat memberikan Kuliah Umum Kebangsaan: 'Tantangan Bangsa Indonesia Kini dan Masa Depan' di Kampus Pascasarjana Universitas Indonesia (UI), Salemba, Jakarta Pusat, (Istimewa)

Saat berpidato dalam Kongres II Partai Nasdem yang digelar Jumat (8/11/2019) malam, Surya merespons berbagai anggapan terkait pertemuan dirinya dengan Sohibul Iman.

Meski tak secara langsung menyinggung soal kelakar Presiden Jokowi, namun Surya bicara mengenai momen silaturahim antara elite politik.

Surya menuturkan, sudah terlalu banyak intrik dan kecurigaan yang mengundang sinisme, termasuk di kalangan elite politik.

Bahkan, kata dia, rangkulan sesama teman pun dicurigai.

"Bangsa ini sudah capek dengan segala intrik yang mengundang sinisme satu sama lain, kecurigaan satu sama lain. Hingga kita berkunjung ke kawan, mengundang kecurigaan," kata Surya.

KEMENKUMHAM Top Instansi CPNS 2019, Formasi Penjaga Tahanan Paling Banyak Diminati

Ia juga menyebut bahwa ada yang mencurigai saat sesama politisi saring merangkul.

Kecurigaan itu, kata Surya, merupakan diskursus politik yang paling picisan karena dimaknai dengan berbagai tafsir dan kecurigaan.

"Hubungan, rangkulan tali silaturahmi itu dimaknai dengan berbagai macam tafsir dan kecurigaan," ujar Surya.

Surya Paloh lalu menyebutkan, sistem demokrasi yang dianut di Indonesia begitu liberal, tetapi penerapannya sangat ortodoks konservatif.

"Kita bilang kita mau maju, tapi kita melangkah ke belakang," kata dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Anies Baswedan Dijadwalkan Buka Rakornas PKS", .

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved