Anies Baswedan dan Partai Nasdem Dimata Pengamat Politik

Anies Baswedan dengan Partai Nasdem semakin terlihat. Teranyar, Anies Baswedan menghadiri Kongres II Partai Nasdem

Editor: Iwan Al Khasni
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak via Kompas.com
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan sambutan saat pembukaan Kongres II Partai NasDem di JIExpo, Jakarta, Jumat (8/11/2019). Kongres II Partai NasDem yang digelar 8-11 November itu mengusung tema Restorasi Untuk Indonesia Maju. 

 Anies Baswedan dan Partai Nasdem Dimata Pengamat Politik

Kompas.com, Anies Baswedan menjadi Rektor di Universitas Paramadina pada usia 38 tahun
Kompas.com, Anies Baswedan menjadi Rektor di Universitas Paramadina pada usia 38 tahun (Kompas.com)

Kemesraan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan Partai Nasdem semakin terlihat. Teranyar, Anies Baswedan menghadiri Kongres II Partai Nasdem di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (11/11/2019) malam.

.

.
Sebelumnya, Anies juga hadir dalam Kongres I Partai Nasdem pada Jumat (8/11/2019).

Dalam perhelatan itu, bahkan Presiden RI Joko Widodo tidak masuk daftar tamu undangan.

Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya sebelumnya mengatakan, Anies diundang karena ia "orang dalam" yang tidak asing bagi Nasdem, bahkan menjadi salah satu deklarator Nasdem ketika masih berbentuk ormas.

Kedekatan ini boleh jadi akan terus berlanjut, sejak pertama kali publik dikejutkan dengan pertemuan Anies-Paloh pada 24 Juli 2019 di tengah manuver sejumlah partai politik ke Istana.

Direstui Jokowi bentuk poros baru?

Pengamat politik Ray Rangkuti berpendapat, ada pesan jelas yang hendak disampaikan Nasdem melalui kedekatannya dengan Anies yang diumbar kepada publik akhir-akhir ini.

"Pesan yang paling kuat adalah Nasdem ingin membentuk poros baru. Tujuannya mengadang poros PDI-P dan Gerindra yang mungkin akan kelewat mendominasi dalam pemerintahan Jokowi," ungkap Ray kepada Kompas.com melalui telepon, Senin (11/11/2019).

Ray pun menduga, Jokowi mungkin saja telah "merestui" pembentukan poros baru ini.

Hal itu demi pertimbangan politis jangka pendek, yakni stabilitas Kabinet Indonesia Maju di bawah Jokowi.

"Dia (Jokowi) juga tidak menginginkan ada dominasi yang terlalu kuat dari PDI-P dan Gerindra dalam koalisi.

Sehingga, dimunculkanlah kubu baru, dalam hal ini Nasdem.

Belum tentu ini tidak sepengetahuan Jokowi. Bisa saja sebaliknya, Jokowi berada dalam salah satu pengusung ide soal kubu baru ini," ungkapnya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved