Yogyakarta
Pendaftar CPNS Diimbau Tak Tergiur Iming-Iming Orang Tak Bertanggungjawab
Penjabat (Pj) Sekda DIY, Arofa Noor Indriani meminta para CPNS untuk tidak terpengaruh iming-iming bisa masuk tanpa tes.
Penulis: Agung Ismiyanto | Editor: Gaya Lufityanti
Agus menambahkan, untuk rekrutmen CPNS tahun 2019 lalu ada sekitar 21 ribu pendaftar.
Dari jumlah tersebut ada 17 ribu pendaftar yang lolos verifikasi.
Pihaknya pun tengah menghitung kebutuhan komputer untuk rekrutmen ini.
• Kisi-kisi Materi Soal Tes SKD Pada Penerimaan CPNS Tahun 2019, Kuasai Tiga Hal Ini Jika Ingin Lolos
"Jika pendaftarnya banyak tentu butuh waktu terkait lelang untuk peminjaman komputer untuk tes. Penentuan jumlah anggaran itu masih menunggu jumlah pendaftar, " jelasnya.
Berdasarkan data yang diterima Tribunjogja.com dari formasi 718 ini, lulusan S1 memang masih banyak dibutuhkan.
Sementara, untuk lulusan DIV hanya mendapatkan jatah empat formasi.
Dari segi kualifikasi pendidikan kebutuhan paling banyak adalah D-III Akuntansi sebanyak 128 formasi, S-1 Manajemen 111 formasi, D-III perpustakaan 77 formasi, D-III Manajemen sebanyak 51 formasi, S-1 Kimia, Fisika atau Biologi dalam satu kualifikasi dibutuhkan 51 formasi.
Selain itu D-III kearsipan 20 formasi, S-1 Psikologi sebanyak 20 formasi, S-1 ilmu hukum tercatat kebutuhan 17 formasi, D-III teknik elektro 15 formasi, teknik sipil 12 formasi, D-III pekerja sosial sebanyak 11 formasi.
• Pemda DIY Jadi Instansi dengan Jumlah Pelamar CPNS Terbanyak ke 5 Tahun Lalu
Sisanya merupakan kebutuhan kualifikasi pendidikan lainnya dengan jumlah di bawah 10 formasi, seperti DIII keperawatan, S1 Ilmu Komunikasi dan sebagainya.
Senada dengan Arofa, Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti berpesan kepada masyarakat yang akan mengikuti tes rekrutmen CPNS untuk berhati-hati.
Mereka diingatkan untuk tergiur jalan pintas yang merugikan diri sendiri.
"Pesan saya jangan percaya pada siapapun yang bisa meloloskan tes CPNS. Semua tes ini terbuka berdasarkan komputerisasi, " kata Haryadi.
Haryadi mengatakan, di era keterbukaan informasi ini jangan sampai timbul korban penipuan.
Masyarakat pun harus percaya diri pada kemampuan dan berkompetisi secara sehat. (TRIBUNJOGJA.COM)