16 Pelaku Pembakaran Gadis di Banglades Dijatuhi Hukuman Mati

Pengadilan di Bangladesh menjatuhkan hukuman mati kepada 16 orang pelaku yang membakar hidup-hidup seorang gadis.

Editor: Hari Susmayanti
Handout via BBC
Nusrat Jahan Rafi. Gadis 19 tahun di Bangladesh yang dibakar hidup-hidup karena melaporkan pelecehan seksual dari kepala sekolah April lalu. Pengadilan menjatuhkan hukuman mati bagi 16 pelaku. 

TRIBUNJOGJA.COM - Pengadilan di Bangladesh menjatuhkan hukuman mati kepada 16 orang pelaku yang membakar hidup-hidup seorang gadis karena melaporkan seksual dari kepala sekolah.

Korban bernama Nusrat Jahan Rafi tersebut dibakar hidup-hidup dan meninggal dunia setelah mengalami luka bakar 80 persen pada April lalu.

Kasusnya menjadi perdebatan di kalangan aktivis mengenai budaya impunitas atas pelecehan seksual di negara Asia Selatan berpenduduk 168 juta itu.

Nusrat Jahan Rafi disiram bensin dan dibakar hidup-hidup pada 6 April setelah melaporkan pelecehan seksual yang dilakukan kepala sekolah.

Dilansir AFP dan BBC Kamis (24/10/2019), dia dijebak ke atap di mana si pelaku memaksanya supaya mencabut laporan di polisi.

Ketika gadis itu menolak, para pelaku langsung mengikatnya, menyiramnya dengan bensin dan membakarnya.

Dia tewas empat hari kemudian karena luka bakar 80 persen. Sebelum meninggal, diketahui Nusrat sempat mengucapkan kalimat penghabisan bahwa dia akan berjuang, yang kemudian direkam oleh saudaranya.

Kematiannya memicu kengerian di seantero Bangladesh, dengan pengunjuk rasa turun ke jalan dan meminta "hukuman berefek jera" dalam tuntutannya.

Maria Butina, Wanita Asal Rusia yang Melakukan Spionase di AS Akan Dibebaskan Besok

Pembunuhan itu memberikan tekanan bagi pemerintahan Perdana Menteri Sheikh Hasina, di mana dia memerintahkan 27.000 sekolah membentuk komite mencegah kekerasan seksual.

Pemberian hukuman mati kepada 16 pelaku, seperti dikatakan Jaksa Hafez Ahmed, menunjukkan bahwa siapa pun tidak akan lari dari hukum jika sudah membunuh.

Di antara mereka yang dihukum mati, terdapat Siraj Ud Doula, kepala sekolah yang memerintahkan supaya Nusrat dibakar bidup-hidup.

Selain Doula, terdapat dua guru dan dua teman sekelas Nusrat, yang terlibat dalam pembunuhan dengan cara menjaga agar dia tak kabur.

"Bukan Masalah Besar" Pada akhir Maret, Nusrat pergi ke polisi untuk melaporkan kasus yang dialaminya.

Bahkan dalam rekaman yang bocor, si polisi sempat menuliskan ke catatan.

Namun setelah itu, polisi menjawab bahwa apa yang dialaminya "bukan masalah besar".

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved