Yogyakarta

Petualangan Yosep, Traveller Asal Jogja Menyusuri Jalanan Tertinggi di Dunia dengan Sepeda Motor

Perjalanan dari Chang La menuju destinasi selanjutnya di Tso Moriri atau Danau Moriri lalu menuju ke Lembah Hanle yang terletak di punggung Himalaya R

Penulis: Susilo Wahid Nugroho | Editor: Ari Nugroho
Dok Pri
Perjalanan Yosep bersama istri di tempat-tempat indah di Ladakh mengendarai sepeda motor pertengahan September lalu. 

Perjalanan dimulai dari Kota Leh menuju Hunder melewati Khardung La, jalan tertinggi selain Chang La dan Tangla La.

Lalu sampai Turtuk, sebuah desa yang dikenal sulit dicapai. Dusun kecil itu terletak di ujung Lembah Nubra Ladakh, jauh di India utara, dikepung oleh Sungai Shyok dan puncak-puncak tinggi pegunungan Karakoram.

Perjalanan berlanjut ke Danau Pangong Tso, sebuah danau indah yang disebut-sebut sebagai salah satu danau tertinggi di dunia karena berada di posisi 4350 meter dari permukaan laut.

Danau ini membentang sepanjang 134 kilometer dengan lebar 5 km dan berada di perbatasan India dan China (Tibet).

Menginap di sebuah tenda di pinggir Danau Pangong Tso ini dengan ketinggian 4350 meter dari atas permukaan laut ini, Yosep merasakan bagaimana sulitnya bernafas karena kadar oksigen yang tipis sewaktu malam hari.

Begitu pula sang istri, yang saat malam tiba, mengeluh tidak bisa bernafas.

Sejarah Konflik Pakistan-India: Saat Dua Negara Tetangga Berebut Wilayah Kashmir

“Waktu menginap di tenda itu saya berusaha rileks agar keadaan tidak semakin parah dengan ketersediaan oksigen yang tipis. Istri saya minta menghirup oksigen dari kaleng oksigen yang sudah dipersiapkan. Alhamdulillah kami baik-baik saja dan bisa melewati malam di Danau Pangong Tso,” kata Yosep.

Perjalanan dari Danau Pangong Tso dilanjutkan ke Chang La dengan ketinggian 5360 meter di atas permukaan laut.

Tempat ini disebut-sebut sebagai tempat kedua tertinggi di dunia yang bisa dilalui menggunakan sepeda motor.

Lagi-lagi, dengan kondisi oksigen yang tipis, Yosep dan istri harus bisa menyesuaikan diri.

Perjalanan menuju Chang La ini benar-benar menguji kemampuan Yosep mengendarai motor karena kontur jalan yang rusak.

Konsentrasi tingkat tinggi wajib diperlukan saat melintas karena jalan bersisian langsung dengan jurang yang dalam.

Apalagi, posisi Yosep berdua ditambah beban bekal di sisi kanan-kiri motor.

“Akhirnya sadar mengapa saya dikatakan gila. Karena hanya pergi berdua itupun memakai satu motor dan bersama istri. Banyak yang bilang, minimal dua motor untuk jaga-jaga ketika ada kendala di jalan. Resiko mengendarai motor di tempat ini tinggi. Kata penduduk setempat, selalu ada kecelakaan tiap tahun,” kata Yosep.

Pemerintah India Akan Kirimkan Guru Yoga ke DIY

Yosep bersyukur, masa persiapan fisik yang ia lakukan beberapa bulan sebelum menempuh perjalanannya ini berbuah manis.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved