Apoteker Perlu Kaji Kemampuan Ekonomi Pasien Saat Tawarkan Obat
Ingenida tak memungkiri bahwa praktik penjualan obat dengan mementingkan omzet ini masih banyak dilakukan.
Penulis: Wahyu Setiawan Nugroho | Editor: Muhammad Fatoni
"Misal obat harusnya diminum setelah makan, tetapi oleh pasien dikonsumsi sebelum makan, obat jadi tidak bereaksi semestinya," jabarnya.
Oleh karena itu melalui forum ini pihaknya mendorong agar apoteker dapat memberikan edukasi yang komprehensif kepada pasien dan masyarakat, agar paham tentang tata cara penggunaan hingga penyimpanan obat yang benar.
Pihaknya mendorong agar masyarakat mulai sadar bahwa perlu konsultasi dan bertanya mengenai obat yang akan digunakan dengan mendatangi apoteker.
"Kita ingin dengan adanya edukasi kepada masyarakat ini, masyarakat jadi cerdas dalam memahami obat. Tidak hanya cara minum, tapi juga penyimpannya. Apakah harus di kulkas atau di tempat biasa, supaya tidak rusak," tukasnya.
Di sela forum itu juga diberikan achievement awards kepada Dr. Ahaditomo. MS.Apt yang merupakan Ketua Umum Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI) ke-15 yang merupakan cikal bakal Ikatan Apoteker Indonesia (IAI).
Pada forum KIT Hisfarma selama tiga hari 3-5 Oktober 2019 ini menghadirkan para tokoh dan ahli farmasi. Diantaranya Direktur Pelayanan Kefarmasian Kementrian Kesehatan RI Dita Novianti Sugandi Argadiredja, Presiden of FAPA Foundation (Federation of Asian Pharmaceutical Association) Joseph Wang, dan Ketua Umum PP IAI (Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia) serta Drs. Nurul Falah Eddy Pariang, Apt. Total akan ada 13 pembicara internasional dan nasional yang akan hadir selama tiga hari dalam forum itu.
Dijelaskan, Forum KIT Hisfarma 2019 yang berlangsung hingga 5 Oktober 2019 ini nantinya akan ditindaklanjuti dengan dua perhelatan besar yang juga akan dilaksanakan di Yogyakarta yaitu The 5th Asean Young Pharmacist Leadership Summit pada 7-10 November 2019 dan PIT HISFARSI 2020 (Pertemuan Ilmiah Tahunan – Himpunan Seminat Farmasi Rumah Sakit) tahun 2020 mendatang. (*)