Jawa
Membatik Jadi Terapi Kejiwaan bagi ODGJ di RSJ Prof Dr Soerojo Kota Magelang
Pasien kejiwaan atau biasa disebut dengan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dilatih dengan berbagai macam keterampilan sebelum kembali ke masyarakat.
Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri K
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Pasien kejiwaan atau biasa disebut dengan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dilatih dengan berbagai macam keterampilan sebelum kembali ke masyarakat.
Salah satunya dengan keahlian membatik. Mereka diajari membatik batik tulis secara tradisional dengan canting, lilin dan kain.
Seperti para ODGJ yang ada di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Prof Dr Soerojo Kota Magelang.
Sebelum mereka dikembalikan lagi ke masyarakat, para ODGJ diajari berbagai macam keterampilan atau vokasi.
Mulai dari batik, sablon, jahit, suvenir, boga, pertanian sampai dengan pertukangan. Salah satu yang cukup digemari oleh pasien adalah membatik.
• RSJ Dr Soerojo Magelang Evakuasi 23 ODGJ dipasung dan 11 Gawat Darurat Psikiatri
Saat dikunjungi wartawan pada Rabu (2/10/2019), ada sebanyak sembilan ODGJ yang saat itu tengah membatik di instalasi rehabilitasi sosial RSJ Prof Dr Soerojo.
Dengan dipandu oleh sejumlah instruktur, mereka perlahan-lahan menggoreskan canting yang telah ditorehkan lilin ke atas kain putih.
Kemudian mereka mulai membatik sesuai pola dan motif batik yang telah tergambar di atas kain.
Meski agak kaku, tetapi para ODGJ ini cukup lincah menggoreskan cantingnya.
Ada beberapa yang mesti dibimbing pelan-pelan, akhirnya bisa juga.
Suasana tampak meriah, sembari bercanda, mereka membatik di ruang kerja.
Batik yang sudah selesai kemudian dijemur di sisi ruangan.
Ada juga kain yang sudah jadi.
Kain-kain batik terlihat indah dan tak beda dengan batik yang dibikin oleh pembatik pada umumnya.
• BBKB Akan Pamerkan Berbagai Alat Inovatif di Pameran Batik 2019
Yulianto, Koordinator Pelayanan dan Mutu RSJ Prof Dr Soerojo Kota Magelang, menuturkan, rehabilitasi ini adalah bagian dari terapi kejiwaan bagi para pasien atau ODGJ.
Melalui rehabilitasi ini, kondisi pasien dikembalikan pada saat sebelum menderita penyakit kejiwaan, kemudian direhabilitasi sebelum dikembalikan ke masyarakat.
Ada sembilan keterampilan yang diajarkan. Mulai dari jahit, suvenir, boga, pertanian, pertukangan, sablon, sampai dengan batik.
Salah satu keterampilan yang paling banyak dilakukan adalah batik.
Melalui batik ini juga, para ODGJ juga diajak turut melestarikan warisan budaya tradisional bangsa.
"Rehabilitasi secara umum adalah bagian dari terapi kejiwaan. Tujuannya untuk mengembalikan atau merehabilitasi kondisi pasien. Ada beragam keterampilan. salah satunya membatik. Nah, batik ini merupakan warisan budaya tradisional yang perlu untuk dilestarikan. Keberadaan rehabilitasi dengan batik di RSJ pun sudah lama, sejak rumah sakit didirikan," tutur Yulianto.
Hasil produksi batik dari para ODGJ ini pun juga tak kalah bagus dengan karya batik lain pada umumnya.
Produk batik mereka pun dijual, dan dipesan oleh banyak kalangan, termasuk dari para mahasiswa, dosen, atau masyarakat yang berkunjung ke RSJ.
Setelah diberikan vokasi membatik ini pun, sejumlah ODGJ juga dapat meneruskan saat keluar dari rumah sakit.
• Tangani ODGJ, Kulon Progo Gandeng UGM dan Harvard University
"Seperti keterampilan telur asin, banyak juga yang meneruskan. Untuk batik, mungkin satu dua, karena sebagian besar ODGJ ini memiliki ekonomi agak kurang, sehingga membutuhkan modal. Kalau ada lembahg yang bisa menampung, mungkin akan dapat membantu mereka," tuturnya.
Keterampilan batik di RSJ Prof Dr Soerjoko juga mendapat apresiasi dari Museum Rekor Indonesia.
Tahun 2012 lalu, RSJ Prof Dr Soerojo mendapat rekor dengan penyelenggara membatik dengan peserta rehabilitan terbanyak, yakni 364 orang.
Tak hanya batik, keterampilan lain seperti sablon, jahit, suvenir, boga, pertanian, perikanan dan pertukangan juga diajarkan.
Para ODGJ diajar oleh instruktur yang ahli di bidang masing-masing.
Para pengajar juga sudah terlebih dahulu mendapat pembekalan dari rumah sakit.
"Selain batik, ada sablon. Ada jahit, souvenir. Boga juga, parapasien dilatih bikin telur asin, kue, minuman dari jahe. Bahkan produksi telur asin sudah bisa memenuhi kebutuhan gizi, di rumah sakit, karena produksinya cukup besar. Ada vokasi pertanian, hidroponik di lahan dan polibag. Kemudian perikanan, las dan pertukangan. Sembilan vokasi. Pengajar, magang dilatih oleh rumah sakit sesuai bidang keterampilan," ujarnya.
dr Nur Dwi Esthi, Direktur Medik dan Keperawatan RSJ Prof Dr Soerojo Kota Magelang, mengatakan, para pasien dan ODGJ ini tidak hanya diberikan obat saja atau farmakoterapi saja, tetapi juga dengan diberikan rehabilitasi secara sosial.
Hal ini agar fungsi sosial, kultural, spiritual, biologis, dan psikologis mereka dapat kembali pulih.
Salah satu yang dilakukan adalah dengan vokasi, diantaranya batik, sablon, pertanian, perikanan, menjahit, membuat suvenir.
Di instalasi rehabilitasi sosial ini, mereka akan dikembalikan lagi fungsi para ODGJ pulih sebelum mereka sakit.
"Penyembuhan ODGJ tidak hanya melulu dengan pengobatan obat atau farmakoterapi, tetapi juga dengan rehabilitasi. Para pasien akan dipulihkan lima fungsinya, mengembalikan kualitas hidup mereka, bagaimana mengurus dirinya sendiri di kehidupan sehari-hari. Selain batik, ada juga vokasi sablon, pertanian, perikanan, boga, jahit, suvenir, dan jamur. Sebagai bekal mereka bisa kembali ke masyarakat," tutur Esthi.(TRIBUNJOGJA.COM)