Jawa

Membatik Jadi Terapi Kejiwaan bagi ODGJ di RSJ Prof Dr Soerojo Kota Magelang

Pasien kejiwaan atau biasa disebut dengan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dilatih dengan berbagai macam keterampilan sebelum kembali ke masyarakat.

Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Rendika Ferri
Pasien kejiwaan atau ODGJ tengah membatik di instalasi rehabilitasi sosial RSJ Prof Dr Soerojo, dipandu oleh sejumlah instruktur, Rabu (2/10). 

Yulianto, Koordinator Pelayanan dan Mutu RSJ Prof Dr Soerojo Kota Magelang, menuturkan, rehabilitasi ini adalah bagian dari terapi kejiwaan bagi para pasien atau ODGJ.

Melalui rehabilitasi ini, kondisi pasien dikembalikan pada saat sebelum menderita penyakit kejiwaan, kemudian direhabilitasi sebelum dikembalikan ke masyarakat.

Ada sembilan keterampilan yang diajarkan. Mulai dari jahit, suvenir, boga, pertanian, pertukangan, sablon, sampai dengan batik.

Salah satu keterampilan yang paling banyak dilakukan adalah batik.

Melalui batik ini juga, para ODGJ juga diajak turut melestarikan warisan budaya tradisional bangsa.

"Rehabilitasi secara umum adalah bagian dari terapi kejiwaan. Tujuannya untuk mengembalikan atau merehabilitasi kondisi pasien. Ada beragam keterampilan. salah satunya membatik. Nah, batik ini merupakan warisan budaya tradisional yang perlu untuk dilestarikan. Keberadaan rehabilitasi dengan batik di RSJ pun sudah lama, sejak rumah sakit didirikan," tutur Yulianto.

Hasil produksi batik dari para ODGJ ini pun juga tak kalah bagus dengan karya batik lain pada umumnya.

Produk batik mereka pun dijual, dan dipesan oleh banyak kalangan, termasuk dari para mahasiswa, dosen, atau masyarakat yang berkunjung ke RSJ.

Setelah diberikan vokasi membatik ini pun, sejumlah ODGJ juga dapat meneruskan saat keluar dari rumah sakit.

Tangani ODGJ, Kulon Progo Gandeng UGM dan Harvard University

"Seperti keterampilan telur asin, banyak juga yang meneruskan. Untuk batik, mungkin satu dua, karena sebagian besar ODGJ ini memiliki ekonomi agak kurang, sehingga membutuhkan modal. Kalau ada lembahg yang bisa menampung, mungkin akan dapat membantu mereka," tuturnya.

Keterampilan batik di RSJ Prof Dr Soerjoko juga mendapat apresiasi dari Museum Rekor Indonesia.

Tahun 2012 lalu, RSJ Prof Dr Soerojo mendapat rekor dengan penyelenggara membatik dengan peserta rehabilitan terbanyak, yakni 364 orang.

Tak hanya batik, keterampilan lain seperti sablon, jahit, suvenir, boga, pertanian, perikanan dan pertukangan juga diajarkan.

Para ODGJ diajar oleh instruktur yang ahli di bidang masing-masing.

Para pengajar juga sudah terlebih dahulu mendapat pembekalan dari rumah sakit.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved