Jejak Kuno di Kulon Progo Mulai Terkuak, Ada Sesuatu di Dekat Sendang

Kisah penemuan dan kemunculan situs bata kuno ukuran jumbo di Desa Kaliagung, Kecamatan Sentolo, Kulon Progo, DIY, bermula dari ketidaksengajaan.

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.com | Setya Krisna Sumargo
BATU KUNO - Fragmen batu bata besar dan batu putih banyak ditemukan di permukaan atau tebing pinggiran sungai Dusun Ngrandu, Kaliagung, Sentolo, Kulon Progo, DIY. Diduga fragmen itu bagian struktur bangunan dari masa kebudayaan ratusan tahun lalu. Tim BPCB DIY telah meninjau lokasi ini Senin (30/9/2019) 

“Ketinggiannya sesuai permukaan tanah yang ada pohon jambu air itu. Jadi ini dulu dataran sampai utara sana,” tunjuk Supanto di lokasi penemuan.

“Saya ya hanya mendengar cerita tentang ngreco dan candi ini dari simbah-simbah. Tidak pernah lihat wujud arcanya seperti apa,” kata petani di Dusun Ngrandu ini.

Lalu, ketika aliran sungai digeser ke barat menjauh dari rumah Mbah Narko, sejak itulah kerap longsor dan tererosi hingga seperti sekarang ini,” lanjutnya.

Di bagian tanah rendah tepi sungai itu, dulu ketika masih saya garap, tiap-tiap mencangkul pasti kena batu bata atau batu putih. Akhirnya hanya saya tanami rumput kolonjono,” katanya.

Tentang adanya kisah-kisah aneh seputar situs itu, Mbah Pujo Suwito (77), warga Banyunganti Kidul, menceritakan kejadian beberapa tahun lalu dialami warga tetangga dusun.

Seorang pemuda yang malam itu mencari ikan di sungai bersama teman-temannya, mendadak jatuh sakit, tidak bisa bicara setelah konon melihat penampakan dekat phon jambu air di situs ngreco.

“Teman-temannya sedang nyuluh ikan di bawah, ia menunggu di bagian atas sungai. TIba-tiba katanya anak itu melihat sosok tinggi besar di dekat pohon jambu. Dia syok, kaku tak bisa ngomong,” kata Mbah Pujo.

Kisah-kisah unik ini mewarnai kehidupan sosial penduduk di sekitar lokasi situs kuno di Desa Kaliagung ini.

“Tak ada yang berani bawa batu dari sana,” tutur Mbah Narko (82), warga yang rumahnya paling dekat dari lokasi ngreco.

Menurut Pawirorejo, aktivis dan blusukers situs-situs kuno di Yogyakarta, kisah-kisah seperti itu memiliki kekuatan natural terkait kelestarian artefak sejarah.

Namun demikian, tak selamanya juga kuat menghadapi potensi perusakan dan penjarahan. Lenyapnya tiga arca dari gumuk di Desa Kaliagung mengindikasikan hal itu. (Tribunjogja.com/Setya Krisna Sumarga)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved