Kota Yogya
Pemkot Yogya Harus Temui Warga Terdampak SAH Supomo
Pertemuan tersebut dinilai penting dilakukan agar warga mendengar langsung penjelasan dari Pemkot Yogyakarta atas kelanjutan proyek SAH.
Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Aksi warga di Jalan Babaran yang menanami jagung di proyek Saluran Air Hujan (SAH) Supomo cs yang mangkrak pasca OTT KPK, dinilai Forum Pemantau Independen Pakta Integritas (Forpi) Kota Yogyakarta sebagai bentuk kritik sosial yang diluapkan warga.
Koordinator Forpi Kota Yogyakarta, Baharuddin Kamba menjelaskan bahwa Pemkot Yogyakarta perlu segera melakukan pertemuan dengan warga sekitar.
Pertemuan tersebut dinilai penting dilakukan agar warga mendengar langsung penjelasan dari Pemkot Yogyakarta atas kelanjutan proyek SAH.
• Grebek Pasar Isuzu Traga, Lebih Dekat ke Konsumen
"Forpi Kota menilai dengan adanya warga yang menanami jagung disekitar proyek itu merupakan kritik sosial atas ketidakjelasan dari kelanjutan proyek SAH itu. Pertemuan warga juga guna memenuhi janji Wali Kota Yogyakarta yang akan rajin 'blusukan' ke warga," ujarnya, Jumat (27/9/2019).
Kamba menambahkan, hingga kini proyek SAH belum mendapatkan kepastian terkait kelanjutannya.
Itu membuat warga sekitar was-was karena akan membahayakan pengguna jalan karena masih ada lubang yang menganga.
"Selain itu warga mengalami kerugian khususnya yang memiliki usaha. Forpi Kota Yogyakarta telah memberikan rekomendasi kepada Pemkot Yogyakarta agar dapat memberikan kepastian atas kelanjutan proyek SAH tersebut. Terlebih sebentar lagi telah memasuki musim hujan," urainya.
• Warga Umbulharjo Ubah Proyek Mangkrak Jadi Ladang Jagung
Sebelumnya, Pemerintah Kota Yogyakarta menunggu landasan kebijakan dalam hal ini dari KPK maupun Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).
Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan landasan untuk menghentikan maupun melanjutkan kembali proyek tersebut sangat penting dan sangat dinantikan pihaknya, terlebih warga sekitar yang terdampak.
"Kita cari landasan itu bisa dari KPK dan LKPP. Tapi karena masih dalam pemeriksaan, maka kami harap KPK dapat memberi landasan," ujarnya.
Heroe menambahkan bahwa ia mengerti baik akademisi dan juga warga sekitar ingin proyek tersebut segera diselesaikan karena dampak yang ditimbulkan signifikan.
• Sekda DIY Sebut Harus Hati-Hati Soal Kelanjutan Proyek Saluran Air Hujan Supomo
"Jalanan hampir dikeruk dua per tiga menyisakan sepertiga. Apalagi mengeruknya dalam untuk menanam gorong-gorong yang besar. Kalau bulan delan musim hujan, maka akan menjadikan ini terbuka dan tanah masuk ke gorong-gorong, kanan kiri jalan terkikis," urai Heroe.
Kalaupun belum bisa melanjutkan pembangunan SAH di titik tersebut, Heroe mengaku siap untuk menghentikannya.
Ia pun akan segera melakukan penutupan agar kondisi di area terdampak saat ini kembali pulih dan berangsur normal.
"Misal menghentikan, ya udah kita uruk untuk menjaga warga tidak terganggu. Semua ini sudah kami sampaikan ke KPK. Dari sana bilang tunggu saja surat tertulis dari kami," tambahnya. (TRIBUNJOGJA.COM)