Dampak Kebakaran Hutan dan Lahan, Produksi Lebah Madu Menurun Drastis
Dampak Kebakaran Hutan dan Lahan, Produksi Lebah Madu Liar Dipastikan Menurun Drastis
Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Hari Susmayanti
"Saat ini berkembang pesat lebah madu tanpa sengat atau stingles bee yang juga terdiri dari berbagai jenis,” ujarnya.
• Manunggal Fair 2019 Kulon Progo Resmi Dibuka
Dr. Ir. Erwan, MSi pakar perlebahan dari Universitas Mataram - Nusa Tenggara Barat menyatakan budidaya lebah telah berhasil dimanfaatkan untuk memberdayakan masyarakat setempat dengan budidaya lebah trigona.
Meski ada bencana gempa bumi beberapa waktu lalu, budidaya lebah madu ini tetap bertahan dan menjadi penopang masyarakat setempat sehingga mampu bertahan hidup.
“Ternak sapi, ayam, dan sebagainya bubar karena tidak ada pakan. Lebah madu tetap selamat dan bertahan. Bahkan hunian sementara yang dibangun, justru dimanfaatkan untuk meletakkan kotak lebah. Orangnya rela tidur di luar,” tutur dia.
Budidaya lebah madu merangsang peternak lebah untuk menanam pohon-pohonan dan bunga.
Penanaman yang tertata rapi di sela-sela rumah sarang lebah menjadi menarik wisatawan, sehingga berkembang menjadi desa wisata Kampung Lebah.
“Untuk menyiram, peternak lebah membeli air dengan tanki. Dua tanki cukup untuk sebulan, setiap tangki Rp 375 ribu. Tidak masalah bagi mereka, karena hanya senilai 1 kg madu perbulan,” terang Erwan. (Tribunjogja I Noristera Pawestri)