Yogyakarta

Ngalap Berkah Air Bekas Jamasan Nyai Jimat dan Kiai Jolo Doro Kereta Keraton Yogyakarta

Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat menggelar prosesi Jamasan Pusaka di Kompleks Museum Kereta Kraton Jalan Rotowijayan Yogyakarta

Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUNJOGJA.COM / Almurfi Syofyan
Salah seorang warga menyirami sekujur tubuhnya dengan air Jamasan Kereta Pusaka Kraton Yogyakarta, Selasa (17/9/2019) 

Jamasan kereta Kanjeng Kiai Jolo Doro dilakukan di gerbang depan Kompleks Museum Kereta Kraton.

Gunung Api Purba Nglanggeran, Destinasi Wisata dari Jutaan Tahun Lalu

Sejumlah abdi dalem roto Kraton Yogyakarta membersihkan Kereta Kanjeng Nyai Jimat di sisi selatan Kompleks Museum Kereta Kraton, Selasa (17/9/2019).
Sejumlah abdi dalem roto Kraton Yogyakarta membersihkan Kereta Kanjeng Nyai Jimat di sisi selatan Kompleks Museum Kereta Kraton, Selasa (17/9/2019). (Tribun Jogja/ Almurfi Syofyan)

Selama abdi dalem membersihkan kereta pusaka tersebut, ratusan masyarakat yang hadir tampak antusias mengikuti setiap tahapan prosesi.

Saat prosesi jamasan hampir selesai masyarakat meminta air sisa jamasan yang belum terpakai untuk dibawa pulang.

Namun beberapa diantaranya ada juga yang menggunakan air tersebut untuk disirami kesekujur tubuhnya.

Masyarakat meyakini, air bekas jamasan dapat memberikan keberkahan bagi mereka yang mempercayainya.

Salah seorang pengunjung, Kuswini (19) mengaku sengaja datang agar bisa menyaksikan secara langsung proses jamasan kereta pusaka tersebut.

Selain itu ia juga berharap agar mendapatkan keberkahan dari air jamasan yang didapatkannya.

"Saya datang sama keluarga. Penasaran dengan prosesinya dan mau dapat berkah juga," ujar dia.

Warga lainnya, Sudono (42) mengaku jika ingin mengambil air jamasan kereta tersebut untuk membersihkan diri dari pengaruh jahat dan mengobati sakit yang diderita.

"Ya, ngarap berkah aja. Lagi pula untuk saya bisa sembuh dari sakit juga," katanya.

Terpisah, Konco Abdi Dalem Roto Kraton Yogyakarta, Mas Wedana Roto Diwiryo, menyebut antuasias masyarakat untuk mengambil air jamasan kereta pusaka tersebut merupakan diluar agenda jamasan.

"Kalau itu diluar Kraton ya. Dia hanya pribadi dari masing-masing pengunjung yang datang kesini. Itu untuk harapan dan doanya yang mengabulkan tetap yang mahakuasa," ujarnya.

Menurutnya, air jamasan tersebut merupakan air bersih yang berasal dari sumur dan juga PDAM.

"Biasanya masyarakat memang sering mengambil air jamasan itu. Biasanya untuk diminum, mandi, buat menyiram pertanian hingga ternak," jelasnya. ( Tribunjogja.com | Almurfi Syofyan )

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved