Kisah Perjuangan Ria Irawan Menjadi Surivor Kanker, Kemoterapi Sambil Makan Nasi Uduk
Beberapa tahun lalu, Ria sempat menyatakan bahwa kondisinya membaik dan sel-sel kanker di tubuhnya berhasil disembuhkan.
Ria pun mengaku berat badannya bertambah 3 kilogram. Meski kemoterapi menimbulkan ketidaknyamanan, Ria sangat menyadari kemoterapi membantu pasien agar sel kanker tak menyebar ke organ tubuh lain.
“Kalau enggak kemo, nanti kanker lari ke tulang, paru- paru, sampai otak. Akan lebih sulit penyembuhannya. Jadi kanker kronis,” kata Ria pada sebuah kesempatan, di Gedung The Jakarta Post, Palmerah Barat, Jakarta Barat, Senin (5/1/2015).
“Kalau kanker enggak bisa didoain cepat sembuh, deh, tapi doain enggak menjalar saja,” kata dia.
Berbagi semangat Sebagai seorang penyintas kanker, Ria tak hanya memupuk semangat untuk dirinya sendiri. Ia bahkan turut memberikan semangat kepada mereka yang juga menjalani kemoterapi.
Sehari-hari, Ria masih menjalankan aktivitas, dari shooting hingga diving. Ria pernah mengatakan, kisah seputar kanker selalu terlalu ”drama” seperti di film-film.
Ia pernah berperan dalam dua film tentang kanker, Bila Saatnya Tiba dan Jangan Ambil Nyawaku.
“Nah, aku kebetulan jadi anaknya Christine Hakim dan Leni Marlina yang terkena kanker. Jadi, enggak semenakutkan yang dikira, lho,” kata Ria, dikutip Harian Kompas, 21 Januari 2016.
Hingga kini, Ria mengaku sudah 12 kali kemoterapi, 25 kali radiasi, dan dua kali mengalami kerontokan rambut sehingga harus botak. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ria Irawan dan Perjuangannya Melawan Kanker..."