Kulon Progo
Dampak Kekeringan di Kulon Progo, Siswa Lereng Menoreh Urunan Air Bersih untuk Sekolah
Saat berangkat sekolah, mereka masing-masing tak hanya membawa perlengkapan belajar namun juga air bersih dalam botor bekas air mineral.
Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Gaya Lufityanti
Guru SDN 1 Jonggrangan, Akhmadi, mengatakan sejak Senin (2/9/2019) lalu siswa diminta membawa air dari rumah untuk dituangkan di bak mandi sekolah dan digunakan bersama seisi sekolah.
Hal ini sudah sesuai kesepakatan dan persetujuan wali murid beberapa waktu lalu.
Adapun di sekolahnya ada 159 siswa dari seluruh tingkatan kelas.
• Pemkab Kulon Progo Terus Dampingi Pengelolaan Desa Wisata
"AIrnya dikumpulkan di bak dan digunakan untuk keperluan buang air kecil karena akan bau sekali jika tidak disiram," kata Akhmadi.
Kebijakan itu ditempuh menyusul mengeringnya mata air yang biasa dipakai untuk memenuhi kebutuhan sekolah.
Jaraknya sekitar 500 meter dari sekolah dan terhubung dengan pipa besar ke tangki penampungan air sekolah.
Hanya saja, saat musim kemarau ini, debit mata air itu menyusut tajam dan air tak bisa mengalir mengingat ada 16 selang milik warga yang juga mengambil air dari sumber tersebut.
"Kami sekarang juga meminta karyawan untuk ngangsu (mengambil) air dari sumber itu dan minta bantuan air bersih ke Tagana Kulon Progo," jelas Akhmadi.
Di sekolah lainnya, SDN Jatiroto juga berlangsung kegiatan serupa.
Siswa kelas 4 hingga kelas 6 dan para guru juga diminta membawa sedikit air dari rumah masing-masing.
• Musim Kemarau, Warga Bantul di Wilayah Perbukitan Mulai Terdampak Kekeringan
Pasalnya, air bersih semakin sulit didapat sejak Mei 2019 lalu.
Kegiatan 'urunan' air besih itu juga sudah berlangsung dua hari belakangan.
"Bantuan telat datang dan kami kesulitan memenuhi kebutuhan untuk wudhu dan MCK," jelas seorang karyawan sekolah, Sutikno.
Anggota Tagana Kulon Progo, Darmana mengatakan kemarau tahun ini cukup parah.
Bahkan, SD Jonggrangan II yang biasanya tak pernah kesulitan mendapat air bersih saat musim kemarau kini sudah meminta dropping bantuan air bersih.
Pada hari itu juga pihaknya menyalurkan bantuan ke SD Jonggrangan dan beberapa titik lain di Desa Purwosari seperti di Nogosari, Kedungtawang, Jatiroto, Ngaglik, dan Penggung.
Diakuinya kondisi kekeringan di Girimulyo sekarang ini semakin parah. (*)