SimpleMan Tulis Cerita Horor Lagi, Diklaim Lebih 'Gila' dari KKN Desa Penari dan Sewu Dino

Penulis cerita horor KKN di Desa Penari, SimpleMan kembai mulai menulis cerita horor pada Rabu (4/9/2019). ia meminta izin untuk menulis cerita horor

Editor: Mona Kriesdinar
twitter.com/SimpleM81378523
Viral Medsos, Cerita Horror Saat KKN di Desa Penari 

SimpleMan Tulis Cerita Horor Lagi, Diklaim Lebih 'Gila' dari KKN Desa Penari dan Sewu Dino

TRIBUNJOGJA.COM - Penulis cerita horor KKN di Desa Penari, SimpleMan kembai mulai menulis cerita horor pada Rabu (4/9/2019).

ia meminta izin pada warganet untuk kembali menulis kisah horor.

"Halo. Saya sudah boleh nulis lagi kan disini?," tulis dia.

Ia pun kemudian mulai menuliskan cerita horor.

Di akhir ceritanya, SimpleMan berterimakasih kepada warganet atas dukungan yang diberikan.

Ia juga menjanjikan cerita horor yang lebih gila dari cerita KKN di Desa Penari.

"Makasih banyak ya mas mbak atas dukungannya, akhirnya saya bisa kembali nulis. kepingin gak sih ada cerita yang lebih sakit alias gila dari "KKN di Desa penari" dan "Sewu Dino"

setelah cerita si Anak, akan ada cerita kejutan yg mungkin bisa ngalahin 2 cerita diatas. tunggu saja," tulisnya lagi

Namun cerita yang dijanjikan itu belum juga muncul.

Sementara para penikmat cerita horor di twitter meminta untuk menyelesaikan terlebih dahulu cerita sebelumnya yang berjudul 'Sewu Dino'.

Viral Cerita Horror Mencekam Sewu Dino, Lebih Seram Dari KKN di Desa Penari

Fakta KKN Desa Penari, Ada Dosen Pengawas

Lebih dari sepekan viral di media sosial, cerita horor Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Penari masih menjadi perbincangan warganet.

Cerita ini awalnya diunggah oleh akun anonim SimpleMan di media sosial Twitter.

Penampakan Rowo Banyu dari Udara Tempat yang Dikaitkan Kisah KKN Desa Penari

Memecah Teka-teki Lokasi KKN di Desa Penari dari Petunjuk Cerita, Bukan Banyuwangi, Diduga di Sini

Setelah viral, SimpleMan sempat memberikan klarifikasi melalui channel YouTube Raditya Dika.

Berikut ini fakta dan tanggapan tentang cerita horor KKN di Desa Penari dirangkum Tribunnews.com, Rabu (4/9/2019):

1. Alasan SimpleMan Menulis Cerita KKN di Desa Penari

SimpleMan membeberkan alasan mengapa ia menulis cerita KKN di Desa Penari.

SimpleMan mengaku menulis cerita KKN di Desa Penari lantaran ada pembelajaran yang bisa diambil dari cerita tersebut.

"Saya tertarik untuk mengangkat cerita Beliau (Mbak Widya, red) ini. Jadi saya mulai bertanya, mulai minta Beliau menceritakan pengalaman-pengalaman dia selama kegiatan KKN ini."

Tersebar Seperti KKN Desa Penari, Cerita Horor Bocah Bermata Hitam Juga Pernah Menggemparkan

"Kemudian saya pikir cerita Beliau ini, walaupun mungkin mengerikan, tapi ada pembelajaran yang mungkin bisa diambil, bila saya menuliskan cerita ini," jelas SimpleMan, seperti dikutip dari video Raditya Dika berjudul 'KLARIFIKASI KKN DESA PENARI LANGSUNG DARI SUMBERNYA @SIMPLEM81378523'.

2. Ada Beberapa Narasi Cerita yang Diubah

SimpleMan mengatakan narasi cerita dalam thread yang ia bagikan tidak seluruhnya benar-benar sesuai kenyataan yang sebenarnya.

Ada beberapa bagian cerita yang ia ubah dan kurangi.

Dalam klarifikasinya, SimpleMan mengatakan kisah KKN di Desa Penari tidak murni persis seperti yang diceritakan Mbak Widya.

"Cerita yang saya tulis dengan cerita yang Beliau ceritakan tidak murni semua sama. Ada beberapa bagian yang harus saya susun ulang," ujar SimpleMan.

Ini Sosok Makhluk Gaib di Cerita Horor KKN Desa Penari Menurut Praktisi Spiritual Om Hao

Salah satu penambahan yang dilakukan SimpleMan adalah pada cerita Widya dan Wahyu disuguhi makanan saat motor mereka mogok di hutan.

SimpleMan menyebutkan kejadian tersebut sebenarnya dialami dua teman lelaki Widya, bukan Widya dan Wahyu.

"Itu bukan pengalaman dia, tapi lebih ke pengalaman teman-temannya."

Cerita Misteri yang Juga Sempat Viral, Tak Kalah Menakutkan dari Cerita Horor KKN Desa Penari

"Jadi pihak narasumber bercerita bahwa pengalaman di hutan ini yang motornya mogok kemudian mendapat bingkisan yang ternyata isinya kepala monyet, itu dialami oleh dua temannya laki-laki," terang dia.

3. Ada 14 Mahasiswa Ikut KKN, Ada Dosen Pengawas

Di kisah yang ditulis SimpleMan, tokoh utama KKN di Desa Penari hanya enam orang, yakni Widya, Nur, Ayu, Bima, Anton, serta Wahyu.

Namun faktanya adalah ada 14 mahasiswa yang mengikuti kegiatan KKN.

Baca: Cerita KKN di Desa Penari Segera Jadi Novel, Penerbit Bocorkan Cuplikan Cerita, Ini Reaksi Warganet

SimpleMan juga mengatakan dosen pengawas sebenarnya terlibat.

"Sebenarnya, yang terlibat dalam kegiatan ini ada 14 orang. Tidak hanya 14 orang, bahkan ada dosen pengawasnya juga terlibat," kata SimpleMan.

SimpleMan memilih untuk mengurangi jumlah tokoh karena tidak ingin kewalahan menuliskan inti cerita serta pesan yang ingin disampaikannya.

4. Bukan Terjadi di Rowo Bayu, Banyuwangi

Banyak warganet menebak-nebak lokasi KKN di Desa Penari berada di Rowo Bayu, Banyuwnagi.

Hal itu berasadrakan foto yang diunggah SimpleMan dalam ceritanya.

SimpleMan memastikan bahwa lokasi KKN Desa Penari bukan di Rowo Bayu Banguwnagi.

"Ini saya mau klarifikasi juga, dimana banyak sekali komentar dan beberapa orang yang membuat video penjelajahannya ke lokasi Desa Penari yang diduga berada di Rowo Bayu," ujar SimpleMan.

Rowo Bayu Banyuwangi yang dikaitkan dengan KKN Desa Penari (Instagram.com/ @nungkydebelmilkybanyuwangi)
"Saya tegaskan bahwa kejadian ini tidak ada hubungannya sama Rowo Bayu," tandas dia.

Meski begitu, ia tak menampik ada tebakan-tebakan dari warganet soal lokasi KKN di Desa Penari yang memang tepat.

"Bila ada pertanyaan apakah ada tebakan yang benar, saya cuma akan menjawab ada," tegasnya.

5. Mbah Mijan Sebut Lokasi KKN Desa Penari Ada di Bondowoso

Terkait lokasi kisah KKN di Desa Penari, Mbah Mijan ikut mengungkapkan penerawanganya.

Dikutip dari tayangan kanal YouTube ESGE Entertainment sebagaimana dilansir TribunJatim, Rabu (4/9/2019), awalnya Mbah Mijan membenarkan bahwa cerita KKN di Desa Penari memang nyata.

Pandangan Mbah Mijan Soal Kebenaran Cerita Horor KKN di Desa Penari

Mbah Mijan melayat ke rumah duka Agung Hercules, Jumat (02/8/2019) di Bandung. (daniel damanik/tribun jabar)
Meskipun dalam cerita yang ditulis ada sedikit tambahan dan bagian yang diubah.

Menurutnya, cerita nyata selalu melekat di hati pembacanya.

"Kalau cerita itu bukan true story, bukan real story, ceritanya tidak bisa mengikat hati pembacanya."

"Mungkin bisa menimbukan kengerian, saking pintarnya seorang narator."

"Tapi untuk masuk sampai ke hati, biasanya jarang sekali."

"Dari sini Mbah menilai bahwa cerita tentang KKN di Desa Penari itu Mbah benarkan. Memang ini true story," katanya.

Mbah Mijan kemudian membahas soal lokasi kisah tersebut.

"Ini masih menjadi sesuatu hal yang simpang siur."

"Sebenernya kan ada sebuah warning, kita nggak boleh memberitahukan tentang lokasinya kan, ya kita meraba-raba sajalah," ucapnya.

Mbah Mijan lalu menyebut bahwa lokasi kisah itu, menurut penerawangannya, bukan di Banyuwangi, seperti yang ramai disebut-sebut.

Ia menyebut Bondowoso.

"Kalau dijelaskan di cerita itu B gitu ya, ada banyak orang yang bilang Banyuwangi, tapi menurut Mbah Mijan, bukan di Banyuwangi."

"Di Bondowoso dan mistisnya luar biasa, sebab hutan ini pernah jadi taman di saat zaman dulunya ada kerajaan di sana," tuturnya.

Mbah Mijan sendiri mengaku ingin sekali kembali berkunjung ke Bondowoso.

"Sebenernya kalau Mbah ada waktu pengen banget."

"Karena Bondowoso adalah salah satu lokasi yang menurut Mbah Mijan banyak situs sejarah yang sampai sekarang masih ada, tentang kerajaan, cerita mistis dan sebagainya," jelasnya.

Mbah Mijan menyebut bahwa ia pernah melintasi hutan di Bondowoso, dan memang lokasinya "spesial".

"Hutan Bondowoso pernah melintas, tapi belum pernah menelusuri lokasinya."

"Ya memang 'okelah', termasuk kejadian yang terbaru, tentang bagaimana Mbah ikut melihat dengan cara jauh, melihat dengan mata batin soal pendaki yang hilang (di Bondowoso),"

"Lokasi ini 'spesial', khususnya tentang hal-hal yang 'spesial'," tutupnya.

(Tribunnews.com/Daryono)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved