Bantul
Ngerinya Melintasi Jembatan Sesek, Penghubung Kecamatan Imogiri dan Jetis
Jembatan sesek menghubungkan dua desa di dua Kecamatan yakni desa Sriharjo Kecamatan Imogiri dengan desa Canden, Kecamatan Jetis.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Jembatan sesek di Padukuhan Pelemadu, Desa Sriharjo, Imogiri, Bantul terus bergoyang-goyang ketika dilewati.
Jembatan itu terbuat dari bilah-bilah bambu yang diikat dan disatukan.
Termasuk tiang penyangganya, semua menggunakan bambu.
Jembatan sesek menghubungkan dua desa di dua Kecamatan yakni desa Sriharjo Kecamatan Imogiri dengan desa Canden, Kecamatan Jetis.
Panjang jembatan sekitar 100-an meter. Letaknya membentang di atas sungai Opak.
• Keberadaan Jembatan Timbang Perlu Evaluasi
Jembatan dengan lebar sekitar 2 meteran itu bisa dilewati dengan mengendarai sepeda motor. Namun, harus bergantian dan sangat hati-hati.
Karena ketika bambu diinjak, alas jembatan akan bergoyang dan menimbulkan bunyi yang terdengar sangat jelas.
"Keretekk, kretekk, kretekk," begitu bunyinya, ketika papan bambu diinjak oleh roda sepeda motor.
Berkendara melintasi jembatan sesek di atas sungai Opak menimbulkan kengerian tersendiri.
Harus benar-benar cermat, pelan dan menjaga keseimbangan.
Pantauan di lokasi, ada pengendara yang tidak berani menyeberang.
Ia terpaksa meminta bantuan petugas jaga jembatan agar menyeberangkan sepeda motornya.
"Nggak berani.Takut terpeleset," kata Sri, warga Desa Selopamioro yang sore itu kebetulan melintas.
• Puri Mataram Tertarik Jadikan Jembatan Pangukan Sebagai Wisata Sejarah
Jembatan sesek yang berada di Pelemadu dan Padukuhan Kiringan itu dibuat oleh swadaya masyarakat.
Tujuan utamanya sebagai penghubung sementara aktivitas warga setempat karena jembatan utama terputus--akibat bencana siklon cempaka pada tahun 2017 silam.