107 Tahun Berlalu, Seperti Ini Kisah Korban Selamat Titanic hingga Akhir Hayat

Ia dikebumikan di Old Swedish Cemetery di Worcester berdekatan dengan ayah, ibu dan kakaknya.

Setelah kematiannya, beberapa barang milik Asplund dilelang pada 2009, seperti tiket kapal Titanic dan jam milik bapak yang berhenti pada 02:19 AM.

4. Michael Marcel Navratil Jr (12 Juni 1908 - 30 Januari 2001)

Nama Navratil dalam tragedi Titanic terkenal sebagai 'Titanic Orphans'.

Pasalnya, Michael Navratil dan Edmond Navratil yang kala itu masih berusia tiga dan dua tahun harus kehilangan orangtuanya dan menjadi yatim piatu.

Ibunya adalah imigran dari Prancis, sementara sang ayah adalah pria berkebangsaan Italia.

Keduanya menikah di London, Inggris dan memiliki dua anak, Michael dan Edmond. Namun, pernikahan keduanya tak berjalan lancar.

Pada 1912, mereka bercerai dan sang ayah mendapat hak asuh penuh atas Michael dan Edmond.

Ia pun ingin membawa kedua anaknya untuk bermigrasi ke Amerika Serikat menggunakan kapal Titanic.

Nahas tak bisa terelakkan, alih-alih sukses hidup gembira dengan Michael dan Edmond, sang ayah harus menghadapi ajal di kapal. Kedua anaknya ia taruh di Boat Collapsible D. 

Sebelum melepas mereka, ayah berkata "Anakku, ketika ibumu datang untuk kalian, dia pasti akan datang, beritahu dia bahwa aku mencintainya dengan tulus dan masih mencintainya.

Beritahu dia, aku ingin dia mengikuti kita dan mungkin akan hidup bahagia," ujarnya.

Selang beber apa hari, ibu mereka yang mengetahui keadaan kedua anaknya ternyata masih hidup lantas bertolak ke New York pada Mei 1912.

Ketiganya pun hidup bahagia di Prancis.

Selama hidup, Navratil bekerja sebagai akademisi dan menjadi profesor di bidang filosofi.

Ia meninggal pada 30 Januari 2001 di Montpellier, Prancis.

( Tribunjogja.com | Bunga Kartikasari )