Gunungkidul

Surahmi Tolak Pembeli Rumah Tradisional Peninggalan Kakeknya

Rumah joglo tersebut dibangun oleh kakeknya yang bernama Tanurejo ini diperkirakan sudah dibangun sejak tahun 1918. 

Penulis: Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Wisang Seto
Surahmi yang sedang membersihkan sekitar halaman rumahnya saat ditemui Tribunjogja, Senin (26/8/2019). 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Gunungkidul tidak hanya memiliki potensi wisata yang melimpah, tetapi juga memiliki potensi di bidang budaya, tak kerkecuali bangunan khas asli Gunungkidul yang masih terjaga hingga saat ini.

Contohnya adalah rumah joglo milik Surahmi, (65), warga Karanganom 2, Desa Ngawis, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul.

Rumah yang ia tempati memiliki cerita bersejarah dan telah berusia kurang lebih satu abad.

Rumah joglo tersebut dibangun oleh kakeknya yang bernama Tanurejo ini diperkirakan sudah dibangun sejak tahun 1918. 

Surahmi dan Perjalanan Rumah Joglo Berusia 1 Abad di Gunungkidul

Sudah beberapa tawaran untuk membeli joglo tua ditolak oleh Suratmi, saat para peminat menanyakan apakah dijual dirinya selalu menjawab dengan tegas bahwa joglo peninggalan kakeknya tidak dijual.

"Sebelum peminat joglo ini mengajukan tawaran selalu saya tolak," ucapnya, Senin (26/8/2019).

Rumah tersebut diwariskan oleh kakeknya kepada ayahnya, dan kini diwariskan kepada sang kakak bernama Suyata yang saat ini bertempat tinggal di Kota Yogyakarta sedangkan Surahmi hanya bertugas menjaga rumah tersebut.

Dulunya rumah beratap joglo tersebut sempat digunakan untuk sekolah rakyat (SR) saat kakeknya masih hidup. 

Ia mengaku tidak mengalami kesulitan dalam merawat rumah tua tersebut.

Setiap hari dirinya membersihkan rumah seperti biasa tidak ada perawatan khusus.

Saat gempa Yogyakarta terjadi rumah mengalami kerusakan pada gentingnya.

"Genting banyak yang rontok saat gempa lalu segera diperbaiki," katanya.

Akhir Pekan, Enaknya Menikmati Sajian Makanan Tradisional Bernuansa Desa di Joglo Mbah Lurah Bantul

Dari pantauan Tribunjogja beberapa kayu sudah banyak yang diganti mengingat usia yang sudah tua banyak kayu yang mengalami pelapukan.

Selain itu lantai rumah juga masih dibiarkan seperti aslinya yaitu berlantaikan batu.

Di sekitar rumah terdapat berbagai pohon yang menambah kesan asri di lingkungan rumah tersebut.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved