Kisah Jalur Maut Perang Teluk yang Mengerikan, Tempat Pembantaian Ribuan Tentara Irak
Sehari sebelum tragedi ini, Menlu Irak menyatakan menerima usulan gencatan senjata. Pasukan Irak akan ditarik dari Kuwait sesuai manday resolusi 660 P
Saat itulah rudal dan bom kembali berledakan menghancurkan apa saja yang tersisa.
Danau Maut di Teluk Meksiko Bunuh Semua Makhluk Hidup
Tak kurang 2.000 unit kendaraan rusak berat, atau hancur. Beribu-ribu prajurit Irak tewas akibat kekejaman pengeboman pasukan Bush Sr ini.
Pembantaian serupa terjadi di Jalan Raya 8 yang mengarah ke Kota Basra. Ribuan tentara Irak mengalami nasib tak kalah menyedihkan berikut kendaraannya.

Sehari sebelum tragedi ini, Menlu Irak menyatakan menerima usulan gencatan senjata. Pasukan Irak akan ditarik dari Kuwait sesuai manday resolusi 660 PBB.
Presiden Bush rupanya tak percaya, dan menegaskan tidak ada bukti pasukan Irak ditarik mundur. Dalam kata-katanya Bush menyatakan, "unit-unit pasukan Irak terus bertempur. Kita akan lanjutkan peperangan."
Hari berikutnya Presiden Saddam Hussein menegaskan, penarikan pasukan dimulai, menggunakan dua jalan raya utama dari Kota Kuwait menuju wilayah Irak.
Gua Kubur Prasejarah Ditemukan di Teluk Kabui Raja Ampat
Bush sekali lagi menolak mempercayai pernyataan Saddam.
AS terlihat tak ingin memberi kesempatan hidup bagi pasukan Saddam ini.
Mereka ingin melumpuhkan kekuatan militer Irak sepanjang ada peluang, sebelum konsolidasi lagi di negerinya.
Komandan Jenderal di Pusat Komando menerima perintah langsung dari Presiden George HW Bush. Bunyinya, "jangan biarkan siapapun dan apapun keluar dari Kota Kuwait".
Itulah perintah dari pemimpin tertinggi pasukan AS.
Hasilnya, tak seorangpun tentara Irak dan warga sipil yang turut serta dalam konvoi dibiarkan hidup.
Semua dinyatakan tewas berserakan di antara ribuan kendaraan yang hancur terkena bom.
Sejumlah wartawan asing jadi saksi mata pembantaian ini.
Terabaikan Sejak Perang Dunia II, Sisa-sisa Desa Kuno di Inggris Ini Kembali Muncul
"Kabin kendaraan nyaris tak ada yang utuh, pintu-pintunya copot berserakan, tank-tank bertumbangan sebagian remuk jadi serpihan," tulis Jocye Chediac, jurnalis AS berdarah Lebanon.