Kisah Jalur Maut Perang Teluk yang Mengerikan, Tempat Pembantaian Ribuan Tentara Irak
Sehari sebelum tragedi ini, Menlu Irak menyatakan menerima usulan gencatan senjata. Pasukan Irak akan ditarik dari Kuwait sesuai manday resolusi 660 P
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - George Herbert Walker Bush atau Bush Sr begitulah Presiden ke-41 AS itu biasa disapa.
Pria yang meninggal di usia 94 tahun ini dikenang dengan jasa-jasanya selama ia memimpin negara adidaya itu.
Salah satu momen bersejarah yang akan dikenang sepanjang masa adalah kepemimpinan Bush Sr saat Saddam Hussein tiba-tiba menduduki Kuwait pada 1990/1991.
George HW Bush, Mantan Presiden AS, Pemimpin Perang Teluk I, Meninggal Dunia
AS muncul sebagai pemimpin pasukan koalisi internasional guna mengusir Irak dari negeri kecil di jazirah Arab. Bush mengerahkan armada tempurnya dalam jumlah besar.
Operasi Badai Gurun (Operation Desert Storm) digelar. Komandan pasukan gabungan adalah Jenderal Norman Schwarzkof. Kepala Staf Gabungan AS ketika itu Jenderal Collin Powell.
Sudah 24 tahun peristiwa itu berlalu. Pasukan Irak diusir dari Irak. Baghdad dibombardir dari udara secara mengerikan. Saddam menarik mundur pasukannya pada 26-27 Februari 1991.
Jet Tempur F-18 dan Pesawat Tanker C-130 Tabrakan, Enam Marinir Hilang
Pada malam penarikan pasukan dari Kuwait itulah horor terjadi.
Jalan raya 80 yang menghubungkan Kuwait-Irak, 28 kilometer sebelah barat Kota Kuwait, jadi ladang pembantaian.

Kisah mengharubiru ini ditulis ulang dan dikutip dari situs Amusingplanet.com, Kamis (6/12/2018).
Artikelnya muncul seiring kabar kematian George HW Bush.
Cerita dimulai saat Saddam akhirnya menerima proposal perdamaian, yang difasilitasi Uni Soviet.
Ia setuju keluar dari Kuwait yang semula didudukinya. Apa yang selanjutnya terjadi?
Sully, Anjing yang Setia Menemani George HW Bush hingga Akhir Hayat
Presiden George HW Bush memerintahkan pembasmian konvoi belasan ribu tentara dan ribuan kendaraan tempur pasukan Irak yang mundur dari Kuwait.

Jet-jet tempur AS dan Kanada melesat terbang di kegelapan malam dari pangkalan di Arab Saudi. Rudal dan bom ditembakkan ke ujung depan dan ekor konvoi pasukan.
Pemboman dahsyat konvoi di ujung depan dan ekor itu membuat jalur tertutup. Iring-iringan terhenti total.