Jawa

Terdampak Kekeringan, Warga Magelang Mulai Kesulitan Air Bersih

Dusun Ngemplak, Desa Sumberarum, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang telah dilanda kekeringan selama 3-4 bulan terakhir.

Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Rendika Ferri
Warga Dusun Ngemplak, Desa Sumberarum, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang, menampung air dari bantuan dropping air bersih BPBD Kabupaten Magelang, Jumat (9/8/2019). 

"Ada saluran air yang mengalir saat musim hujan dari Kaliangkrik, tetapi kering saat kemarau. Warga di sini banyak yang kerja buruh tani. Kemarau seperti ini sawah kering, menanam padi hanya bisa sekali setahun," tutur Mahmud.

Warga melalui kepala dusun, menyurati BPBD Kabupaten Magelang untuk meminta air bersih.

Bantuan diberikan sebanyak 5.000 liter air bersih.

BMKG DIY Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan, Sebagian Wilayah Tanpa Hujan Lebih dari 60 Hari

Kendati demikian, satu tangki ini hanya bertahan untuk tiga hari saja.

Mereka kebingungan saat air sudah habis.

Sementara, warga yang mampu saja yang dapat membeli air.

"Air bantuan 5000 liter ini hanya untuk tiga hari. Air pun ditampung di saluran air dengan terpal karena kami belum memiliki bak penampungan air. Ada warga yang mampu beli air, tetapi banyak yang kurang mampu tak beli. Harganya sekitar Rp 80-100ribu per tangki," kata Mahmud.

Sampai saat ini, warga masih mengandalkan bantuan dropping air bersih untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari.

Di Dusun Ngemplak sendiri, terdapat 30 KK, atau 100 jiwa lebih yang mengandalkan bantuan air.

Kemarau panjang kali ini pun bisa berdampak lebih dengan kekeringan tahun ini.

"Tahun 2018 lalu, kekeringan lebih parah, sempat sampai kering betul dan tak ada air yang tersisa di sumur. Ini masih ada, satu atau dua ember. Kalau betul prediksinya kemarau panjang, semoga tetap ada bantuan air buat kami," pungkas Mahmud. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved