Jawa
Vespa Literasi Merapi : Menengok Geliat Literasi di Lereng Merapi
Kegiatan juga tidak hanya aktivitas membaca, anak diajak pelatihan pemanfaatan sosial media, membuat kerajinan kertas hingga pelatihan komputer.
Penulis: Yosef Leon Pinsker | Editor: Gaya Lufityanti
Semua kegiatan sekarang dipusatkan di Rumah Baca tesebut.
Maklum, Vespa tua yang dikendarainya kadang mogok dan cukup sulit menempuh medan di pedesaan yang kurang baik.
Sasaran awal dari kegiatan itu memang anak-anak.
Selain bertujuan untuk meningkatkan minat membaca sejak dini, ia bilang dengan buku, anak-anak bisa dijauhkan dari pengaruh buruk gadget.
Kegiatan juga tidak hanya aktivitas membaca, serangkaian program juga dijalankan dengan aktivitas yang beragam.
• Diskominfo DIY akan Gelar Melek Literasi Informasi untuk Masyarakat
Mulai dari pelatihan pemanfaatan sosial media, membuat kerajinan kertas, pelatihan komputer, hingga kegiatan seni dan budaya.
"Anak-anak desa itu sebenarnya cerdas. Kadang di rumah mereka bisa berkreasi sendiri tanpa diajarkan sebelumnya. Mereka cuman kurang perhatian dan arahan," ungkap Sarsito.
Kini telah ada sembilan titik lokasi taman baca yang didirikannya.
Dengan begitu, kegiatan berkelilingnya juga sedikit berkurang dan bisa fokus berkegiatan di rumah.
"Paling saya keliling hanya mengganti koleksi buku saja di tiap titik, biar anak-anak tidak bosan," imbuhnya.
Satu program yang menarik dari Sarsito adalah program babon.
• Liburan Sekolah, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta Gelar Literasi Kreasi Anak
Ia menghadiahkan seekor ayam babon kepada anak yang meminjam buku dengan jumlah paling banyak.
Ia memilih ayam babon karena anak bisa mengkonsumsi telurnya sebagai sarapan pagi.
Kebiasaan sarapan pagi menurutnya sangat jarang menjadi perhatian pada masyarakat setempat.
"Kalau di-support dengan itu kan anak-anak bisa sarapan atau bekal, tinggal ceplok bisa sarapan sehat," urainya.
Sarsito mengaku cita-cita nya tidak muluk-muluk dalam kegiatan ini. Ia mengaku senang menjalankan aktivitas tersebut.
Dia hanya ingin anak-anak punya pola pikir yang luas dan bisa memandang persoalan dari berbagai sudut pandang.
"Ke depannya saya ingin anak-anak Merapi ini bisa berprestasi. Mereka hanya butuh wadah," pungkas dia. (*)