Video Tayangan LIVE STREAMING Didi Kempot di Kompas TV, Sobat Ambyar Nonton Bisa Klik Di Sini

Didi Kempot yang belakangan ini dijuluki The Godfather of Broken Heart bakal hadir dalam acara bersama Rosi di Kompas TV pada Kamis (1/8/2019)

ist
Didi Kempot tampil di Kompas TV 

Yang membuat Didi senang adalah karya-karyanya ternyata diterima oleh anak-anak generasi saat ini.

"Membanggakan buat saya, ternyata anak-anak muda kenal dengan saya. Bisa saya bilang, bukan show saya aja, tapi penontonnya juga ikut turut show. Luar biasa," kata Didi.

Tidak banyak anak muda yang peduli pada budayanya, tak terkecuali pada musik campursari , yang berakar dari budaya Jawa, seperti yang dimainkan Didi.

"Harapan saya, anak-anak muda yang tadi malam, tetap kita lestarikan budaya dan jaga yang ada di negara kita baik itu lagu, tari, dan lain-lainnya. Terbukti anak-anak muda antusias sekali nyanyikan lagu-lagu Jawa," kata Didi.

Lagu-lagu dengan lirik yang menyayat hati dan membincangkan getirnya percintaan membuat Didi dijuluki "Godfather of Broken Heart".

Didi mengaku tidak masalah dengan julukan yang disematkan oleh penggemarnya. "Buat saya pribadi itu enggak masalah, ya. Mungkin mereka tertarik karena dari tulisan saya, dari lirik-lirik (lagu) tulisan saya yang hampir 90 persen pasti terinspirasi dari (lagu yang) mellow-mellow semacam itu," ujar Didi.

Didi melihat julukan tersebut sebagai bentuk dari apresiasi para penikmat musiknya kepadanya. Bagi Didi, mereka menyukai lagu-lagunya saja sudah membanggakan.

Asal-usul lagu

Sejumlah lagu penyanyi Didi Kempot (52) banyak mengisahkan tentang kesedihan dan rasa patah hati seseorang kepada kekasihnya.

Misalnya lagu "Cidro", "Suket Teki", "Pantai Klayar", dan "Banyu Langit".

Banyak pendengar yang terhanyut dan begitu meresapi lagu-lagu bertembang campursari tersebut. Didi mengatakan, lagu-lagu yang dibuatnya tidak semua berdasarkan pengalaman pribadinya.

"Itu enggak juga. Itu cuma mengarang, khayal aja," kata Didi lalu tertawa saat dihubungi Kompas.com, Senin (15/7/2019).

Didi mengatakan, lirik-lirik lagu dibuat secara tidak sengaja. "Saya lahir dari jalanan, saya rasakan pahit, getir hidup, dan ngamen di situ merasakan susahnya," kata Didi.

"Kadang kita rindu yang di kampung. Saya tulis kayak kangen. Kalau yang kejadian saya sendiri, ada. Sisanya saya mengkhayal dalam membuat lirik lagu itu saja," sambung dia. (Kompas.com)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved