Manusia Purba Bumiayu
Penemuan Spektakuler! Manusia Purba Bumiayu Ini Jauh Lebih Tua dari Temuan Hominid Sangiran
Berdasar analisa perlapisan tanah di Bumiayu, wilayah itu terdapat berbagai sungai yang memotong endapan purba Plio-Plestosen.
Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
“Bumiayu merupakan tempat di dunia yang sanggup memberikan Homo erectus tersendiri, seperti di Georgia, China, dan kini Indonesia, dengan kepurbaan 1,8 juta tahun,” paparnya.
Jejak kekayaan prasejarah Bumiayu telah lama ditunjukkan lewat penemuan-penemuan mengejutkan. Namun selama ini jumlah temuannya masih sangat kecil.
Tak hanya Bumiayu, wilayah luas di Semedo, Tegal, Jawa Tengah, dan sejumlah titik di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, juga menunjukkan indikasi kepurbaan yang jauh lebih tua ketimbang Sangiran.
• Topeng Emas Nayan, Bekal Kubur dari Zaman Majapahit
Arkeolog Siswanto dan Sofwan Noerwidi (Balar Yogyakarta) pada 2014 mengungkap keberadaan kera raksasa atau “king kong” Semedo, Tegal.
Kesimpulan diperoleh dari telaah fragmen mandibula atau rahang dua individu berbeda. Dua spesimen itu berasal dari individu Gigantophitecus.
Temuan ini sangat langka dan baru pertama kali ditemukan di Pulau Jawa, dan Indonesia umumnya. Tiga temuan lain ada di China, Vietnam utara dan Pakistan utara.
Bumiayu sejak 1932 mengejutkan kalangan peneliti setelah geology Belanda, Van den Maarel menemukan fosil fauna Mastodon atau pendahulu gajah yang dikenal dengan nama Sinomastodon Bumiayuensis.
Dari penelitian Siswanto dan Sofwan Noerwidi (2014), keberadaan Sinomastodon di Semedo dan Bumiayu menunjukkan masa yang sangat tua dalam biostratigrafi fauna di Jawa.
Fauna ini hanya hadir pada kurun Fauna Satir, yaitu rentang masa 2 juta-1,5 juta tahun lalu. Setelah itu tidak muncul lagi, karena kemungkinan punah.(Tribunjogja.com/Setya Krisna Sumarga)