Kemendikbud RI Giatkan Permainan Tradisional Anak dan Dongeng di Bantul

Kegiatan yang melibatkan ratusan anak-anak ini sebagai wujud kepedulian terhadap kearifan budaya lokal.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin
Anak-anak mengikuti kegiatan internalisasi nilai tradisi melalui permainan tradisional dan dongeng di Lapangan Trirenggo, Bantul, Rabu (10/7/2019) 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ahmad Syarifudin

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemendikbud) Republik Indonesia menggelar internalisasi tradisi melalui permainan tradisional anak dan dongeng, di Lapangan Trirenggo, Bantul, Rabu (10/7/2019).

Kegiatan yang melibatkan ratusan anak-anak ini sebagai wujud kepedulian terhadap kearifan budaya lokal.

Khususnya terhadap permainan tradisional anak dan cerita rakyat atau dongeng.

Kepala Seksi Ekspresi Kemendikbud RI, Satriyo Pujiraharjo, mengatakan permainan tradisional anak sebagai warisan leluhur saat ini sudah mulai diabaikan di tengah masyarakat, terutama bagi generasi muda.

"Padahal di dalam permainan tradisional terdapat unsur pembentukan karakter dan jati diri bangsa," katanya saat ditemui di sela-sela kegiatan, Rabu (10/7/2019).

Oleh karena itu, melalui kegiatan internalisasi tradisi melalui permainan anak dan dongeng, Satriyo berharap dapat turut menjaga melestarikan nilai-nilai tradisi dan memajukan kebudayaan lokal.

Sebagai warisan budaya bangsa, permainan tradisional dan dongeng, menurut Satriyo, dapat dimanfaatkan sebagai sarana menanamkan nilai nilai budaya bangsa. 

Sebab itu, permainan tradisional anak-anak, menurut Satriyo sangat penting dan tidak seharusnya dilupakan.

Melalui permainan tradisional, anak-anak akan dididik sportivitas, berani bersaing, kejujuran, kepahlawanan dan disiplin.

"Permainan tradisional juga sebagai benteng penyaring dari gempuran era globalisasi. Supaya anak didik tidak terbuai dengan alat modern. Istilahnya sebagai penyaring," tuturnya.

Kegiatan internalisasi tradisi melalui permainan anak dan dongeng akan digelar selama dua hari.

Hari pertama berkaitan dengan permainan tradisional yang melibatkan 350 anak-anak.

Hari kedua, tentang Dongeng yang rencananya akan diikuti oleh 150 anak.

Anak-anak yang terlibat dalam kegiatan ini terdiri dari siswa sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan difabel.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved