Bantul

Belum Ada Listrik, Petani Bantul Usir Ulat Grayak Pakai Irigasi Kabut 

Irigasi kabut ini awalnya digunakan untuk mengendalikan suhu dan kelembapan tanaman bawang merah.

Penulis: Amalia Nurul F | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Amalia Nurul
Sumarno menggunakan irigasi kabut untuk mengusir ulat grayak pada tanaman bawang lahan pasir miliknya, Kamis (4/7/2019) pagi. 

"Untuk lahan 1000 meter, tidak sampai Rp5 juta. Nilai ekonomisnya bisa tahan 5 tahun. Apalagi pakai listrik PLN bisa lebih hemat," tuturnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan (DPPKP) Bantul, Pulung Haryadi mengatakan, ulat grayak memiliki siklus.

"Karena tidak terputus siklus ulat bawang itu. Karena banyak yang menanam di luar musim. Kalau tidak serempak menanam itu berbahaya. Maka barus bareng," katanya.

Lanjutnya, perlu ada pemutus siklus yakni dengan rekayasa komoditas.

"Bawang juga harus ada pemutusnya supaya dalam 1-3 bulan tidak muncul ulat. Jadi memberi jeda tidak menanam bawang selama satu musim," pungkasnya. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved