Semi Pedestrian Malioboro Yogyakarta, Catatan dan Evaluasi

Semi Pedestrian Malioboro Yogyakarta. Semi Pedestrian Malioboro Yogyakarta, Semi Pedestrian Malioboro Yogyakarta,

Penulis: Agung Ismiyanto | Editor: Iwan Al Khasni
tribunjogja/hasan sakri ghozali
Street furniture di pedestrian Malioboro 

Sigit menjelaskan hal ini akan dikoordinasikan dengan Wali Kota Yogya.

"Wacana bus tidak masuk kota ini akan diterapkan dalam Selasa Wagenan. Sementara kalau wacana ini bisa diterima maka ada parkir bus khusus, " jelasnya.

Beberapa kantong parkir bus ini diantaranya berada di lahan eks STIKers, Jombor, Giwangan, dan beberapa tempat lain. Nantinya, bus Trans Jogja atau angkutan thole bisa digunakan sebagai shuttle.

"Sementara kantong parkir Abu bakar Ali, Ngabean, bisa dipergunakan untuk sepeda motor dan mobil," jelasnya.

Kepala Dinas Perhubungan DIY, Sigit Sapto Raharjo menjelaskan, hal lain yang cukup krusial dalam pembahasan evaluasi uji coba Malioboro adalah pemberlakuan jalan Perwakilan menjadi dua arah. Jalan tersebut cukup krusial mengingat bisa menjadi pintu masuk ke beberapa kantor pemerintahan seperti DPRD DIY dan Dinas Pariwisata.

"Ada beberapa masukan soal sirip ini, pertama perlunya Jalan Perwakilan menjadi dua atah. Pertimbangannya sepeda motor bisa masuk DPRD tidak harus memutar," jelasnya, akhir pekan lalu.

Sebelumnya, opsi Jalan Perwakilan menjadi dua arah ini sudah pernah diutarakan oleh Sigit. Namun, pemberlakuan ini menunggu kajian tim ahli lintas sektor. Hanya, pada saat uji coba lalu, wacana ini belum bisa dilaksanakan.

Selain itu, opsi lainnya adalah membuat jalan masuk ke Jalan Mataram dengan mengorbankan beberapa kios di dekat UPT Malioboro. Namun, wacana ini juga memerlukan kajian dan 2020 diharapkan akan ada titik terang.

Evaluasi lain terkait uji coba semi pedestrian Malioboro, adalah mengenai sarana dan prasarana. Diantaranya adalah penambahan rambu-rambu lalu lintas tidak hanya di Malioboro tetapi di sekitarnya.

"Rambu bisa diperbanyak di kawasan Juminahan, Kridosono, dan tempat lain di sekitar Malioboro. Pos terpadu di UPT Malioboro juga harus ada, " katanya.

Untuk kemacetan, pihaknya pun akan melakukan penataan personel di beberapa titik agar bisa mengurai kemacetan. Selain itu, personel Sat Pol PP juga akan menata gerobak PKL yanh diletakkan di sirip-sirip Malioboro.

"Dalam penataan ini, kami juga meminta masukan dari masyarakat, " katanya.

Ketua PPMAY, Sadana menyebut penurunan omzet ini harus menjadi hal yang dicermati dengan serius. Penurunan omzet kalau berkelanjutan dan terus menerus, akan menyebabkan toko tidak bisa bertahan dan berdampak pada masalah tenaga kerja (karyawan). Jika sampai ada toko yang gulung tikar, bagaimana nasib para karyawan nya.

Jalanan sekitar Malioboro yang macet dan banyak rambu baru, membuat tamu hotel mengalami kesulitan dan bingung ketika akan pulang ke hotel. Warga di belakang Hotel Mutiara juga mengeluhkan tentang belum adanya sosialisasi langsung ke warga.

Dalam keterangan tersebut, kejadian tidak menyenangkan juga dialami salah satu pengusaha Malioboro yang tokonya berada di selatan Ramayana Mall, selatan simpang Malioboro Ketandan Beskalan. Ketika akan pulang menuju tokonya, dihentikan oleh petugas Dishub dan tidak diperkenankan lewat.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved