Gunung Prau via Patak Banteng Dieng, Catatan Perjalanan dari Jogja

gunung prau berapa mdpl 2,565 mdpl gunung prau via wates gunung prau via wates gunung prau via dieng gunung prau via patak banteng

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Iwan Al Khasni
Tribunjogja.com | Alexander Aprita
puncak Sindoro-Sumbing (tengah) dan Merapi-Merbabu (kiri) terlihat saat matahari terbit di puncak Gunung Prau, Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah 

Tegar mengatakan ada 3 pos perhentian di Jalur Patakbanteng. Tiap pos memiliki karakteristik tersendiri. Namun di tiap pos itu lah para pendaki bisa istirahat, bahkan mendirikan tenda.

"Saat menuju Pos 1 jalurnya lebih terjal, berlanjut ke Pos 2 lebih landai. Namun setelah Pos 3 jalur kembali terjal, bahkan cukup ekstrem," jelas pria yang sudah mendaki Prau sebanyak 4 kali ini.

Apa yang dikatakan Tegar benar adanya. Jalur menuju Pos 1 terbilang cukup berat karena cukup terjal dan harus menaiki banyak anak tangga. Melewati Pos 2, jalur menjadi lebih landai, memberi kesempatan kali untuk istirahat.

Tantangan baru muncul setelah Pos 3 atau setelah hutan pinus, sebab di jalur inilah pendakian benar-benar terasa. Saking terjalnya, pendaki harus menggunakan kedua tangan agar bisa naik ke atas.

Sekitar pukul 05.00 WIB, rombongan tiba di puncak, disambut oleh lautan tenda warna-warni. Namun di ujung timur, semburat jingga sudah terlihat, menunjukkan matahari segera menyambut permukaan bumi Dieng.

Para pekemah pun serentak bermunculan. Seluruhnya menanti matahari muncul dengan kamera siap di tangan.

Pukul 06.00 WIB, matahari muncul sepenuhnya di kaki langit. Sontak pemandangan lautan awan yang spektakuler pun langsung menyambut mata. Begitu pula puncak-puncak gunung yang terlihat jelas.

"Dari sini bisa terlihat puncak Sindoro, Sumbing, Merapi, Merbabu, Ungaran, Lawu, bahkan Ciremai yang berada di Jawa Barat," jelas Tegar.

Siraman cahaya matahari serta pemandangan yang spektakuler mengurangi suhu dingin sekaligus rasa lelah usai mendaki. Hal tersebut makin sempurna dengan padang bunga d
Daisy atau Lonte Sore menurut masyarakat setempat.

Bisa dikatakan, pemandangan matahari terbit di Puncak Prau benar-benar spektakuler dan tidak ada duanya. Tak heran jika banyak pendaki dari berbagai daerah rela naik demi menikmati "Golden Sunrise".

Selain matahari terbit dan padang bunga Daisy, para pendaki juga bisa mengabadikan pemandangan lekukan bukit di puncak Prau. Wilayah ini terkenal sebagai Bukit Teletubbies-nya Prau.

Selain pada bulan Juni, Tegar menyarankan agar pendakian dilakukan pada bulan Agustus-September. Selain suhu dingin berkurang, pemandangannya dijamin akan lebih menakjubkan.

"Saat bulan-bulan tersebut, awan benar-benar menutupi dataran di bawah puncak, sehingga seakan-akan kita sedang berada di puncak langit," tuturnya. ( Tribunjogja.com | Alexander Ermando )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved