Bantul
Pencari Kartu Kuning di Bantul Capai 1.122 Orang
Pada 10-24 Juni tercatat 283 orang yang memohon kartu kuning di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Bantul.
Penulis: Amalia Nurul F | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Pemohon kartu kuning atau kartu tanda pencari kerja (AK-1) di Bantul hingga Juni ini tercatat mencapai 1122 orang.
Pada 10-24 Juni tercatat 283 orang yang memohon kartu kuning di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Bantul.
Kepala Disnakertrans Bantul Sulistyanto mengatakan, jumlah pemohon kartu kuning di 2019 ini meningkat cukup signifikan dari tahun lalu.
Terlihat dari jumlah pemohon hingga Juni yang sudah mencapai 1122.
• Keterbatasan Fisik Tak Halangi Binaan Yayasan Penyandang Cacat Mandiri Bantul Ini untuk Berkarya
"Angka ini jika dilihat dalam periode yang sama, jauh lebih besar karena di 2018 sampai akhir tahun 1659. Tahun ini baru setengah periode sudah 1122. Rata-rata tahun lalu per bulan 150-an. Kalau tahun ini rata-rata per bulan hampir 200," urainya.
Lanjutnya, jumlah pemohon akan semakin meningkat pada Juli nanti karena akan digelar jobfair.
"Juli juga ada jobfair, kemungkinan akan meningkat lagi. Tren tahun kemarin tertinggi September pas pembukaan CPNS hampir 400 sendiri. Tahun ini kalau ada lagi, bulan-bulan itu juga bisa meningkat," terangnya.
Selain itu, Sulistiyono juga memprediksi meningkatnya pemohon ini juga karena momen setelah Lebaran kemarin.
"Habis Lebaran meningkat, asumsinya, karena diajak saudara atau teman ke tempat pekerjaan dia, sesuai rekomendasi, jadi ada yang menjamin. Sehari saja rata-rata 20 orang," ujarnya.
Melihat pemohon kartu kuning ini kebanyakan lulusan SMA sederajat, ia mengimbau agar mereka benar-benar siap kerja dan tak hanya bermodal ijazah saja.
Terlebih saat ini memasuki era revolusi industri 4.0, menurut Sulistiyono para pencari kerja harus memiliki keterampilan yang mampu bersaing di revolusi industri 4.0 ini.
"Sekarang tantangan kita revolusi industri 4.0, kalau mereka akan masuk ke bursa kerja tidak hanya mengandalkan ijazah tapi harus punya keterampilan plus. Saya berharap mereka sebelum lulus kerja punya bekal lain. Misal memperdalam komputer, bahasa asing, itu yang sederhana," katanya.
Memiliki sertifikat dari lembaga pendidikan kejuruan juga dapat menjadi modal untuk mencari pekerjaan yang diinginkan.
"Ketika dia sudah memiliki sertifikat, tidak dilihat sebatas secarik kertas, tapi dilihat sudah punya keterampilan. Dia dijamin oleh yang mengeluarkan sertifikat itu, tenaga kerja dijamin punya keterampilan plus. Tentu mereka punya daya saing yang lebih baik," katanya.
Para pencari kerja juga harus memiliki rencana yang matang dalam mencari pekerjaan. Terlebih jika akan bekerja di luar kota.
"Dia harus melihat di mana dia akan bekerja, memperhitungkan segala sesuatu terkait aspek ekonomi. Kalau mau merantau harus mempertimbangkan segala aspeknya," paparnya.
"Harus ada rencana, saya di sana mau tinggal di mana, biaya hidup berapa, gaji saya berapa. Itu harus siap betul. Kesiapan itu harus diikuti dengan pekerjaan yang sesuai minat, jangan coba-coba," pungkasnya.(TRIBUNJOGJA.COM)
