Kisah Mbah Atmo Wiyono, Perajin Sekaligus Penjaga Terakhir Dolanan Tradisional Anak dari Bantul

Selama puluhan tahun, Mbah Atmo Wiyono tetap konsisten menjaga supaya warisan leluhur itu tetap ada dan lestari.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin
Mbah Atmo Wiyono, menunjukkan sejumlah permainan tradisional anak-anak buatannya sendiri, Minggu (23/6/2019) 

"Itu pun tidak setiap hari. Kadang seminggu sekali. Kadang juga sebulan sekali," ujar dia.

Sejumlah permainan tradisional anak-anak buatan Mbah Atmo Wiyono.
Sejumlah permainan tradisional anak-anak buatan Mbah Atmo Wiyono. (Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin)

Minat anak-anak pada permainan tradisional ini memang sangat rendah.

Terlebih dengan hadirnya permainan dalam layar gadget, permainan tradisional semakin jauh ditinggalkan.

Kondisi ini yang memaksa sejumlah perajin seperti dirinya, akhirnya beralih profesi tidak lagi membuatnya. Termasuk anak-anak dari Mbah Atmo sendiri.

"Saya punya anak lima. Mereka lebih memilih pekerjaan lain. Tidak ada yang membuat permainan tradisional anak-anak. Karena hasilnya tidak mencukupi," ujar dia. (*/ahmad syarifudin)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved