Yogyakarta
Dari Pecel Lele, Banting Setir untuk Jual Sambal Kemasan
Yeni, wanita berusia 38 tahun asal Celeban Tahunan Umbulharjo adalah pemilik usaha kuliner Sambal Joss yakni sambal kemasan dalam botol dengan beragam
Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Ari Nugroho
"Saat ini ada sambal terasi, sambal bawang, sambal teri, dan sambal pete," bebernya.
Hampir tidak ada kendala berarti dalam usaha yang ia jalankan tersebut.
Kesabaran dan ketelatenan adalah kunci.
Mengingat setiap harinya ia dan pegawainya berkutat dengan 3 kilogram cabai segar yang harus melaui proses pemilahan terlebih dahulu.
Hal itu dilakukan guna mendaptkan cabai segar pilihan yang menghasilkan sambal bercitarasa terbaik.
"Cabai pakai cabai keriting dan rawit. Kalau sambal bawang pakai cabai rawit semua sama bawang," ujarnya.
• Sambal Apa yang Paling Disukai Masyarakat Indonesia?
Menurutnya, dalam proses sortir cabai kualitas baik, ia membuang cabai yang telah busuk hingga yang telah berulat.
Cabai terbaik yakni yang memiliki kulit permukaan yang mulus dan biji cabai yang utuh serta tidak berair.
Alasan pemilihan cabai segar pun sangat berpengaruh terhadap rasa.
Menurutnya sambal kemasan yang menggunakan cabai kering memiliki rasa yang berbeda.
Ia sendiri membuat sambal tanpa campuran air.
Seluruh bahan dimasak menggunakan minyak goreng selama tiga jam dengan api kecil.
"Proses pemasakan tersebut yang membuat sambal kami bisa tahan hingga 3 bulan. Tanpa tambahan bahan pengawet," ungkap Yeni.
Ia menjelaskan, harga cabai yang terkadang melonjak tajam diakuinya tak mempengaruhi harga serta kualitas sambal yang dibanderol dengan harga Rp 18ribu tersebut.
Hal itu lantaran ia telah menerapkan subsidi silang pada saat harga cabai murah dan pada saat harga cabai mahal.
• Peneliti UGM Kumpulkan Ragam Sambal dari Seluruh Indonesia