Rencana Pembangunan Jalur Kereta Api ke Bandara YIA Kulonprogo Serta Kawasan Aerotropolis
Rencana pembangunan jalur kereta api dari Kedundang ke Bandara YIA ini juga dibarengi rencana pembangunan kawasan Aerotropolis
Penulis: Agung Ismiyanto | Editor: Muhammad Fatoni
Rencana Pembangunan Jalur Kereta Api dari Kedundang ke Bandara YIA Serta Kawasan Aerotropolis. Seperti apakah desainnya?
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Pembangunan jalur kereta api dari Kedundang ke Bandara YIA segera direalisasikan dalam waktu dekat.
Rencana pembangunan jalur kereta api dari Kedundang ke Bandara YIA ini juga dibarengi rencana pembangunan kawasan Aerotropolis.
Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo memastikan akan mengeluarkan Izin Penetapan Lokasi (IPL) untuk jalur kereta api dari Kedundang ke Bandara YIA dalam waktu cepat.
Jalur yang akan dibebaskan tersebut mencapai sekitar 5 kilometer.
“Gubernur sudah keluarkan IPLnya. Saya akan mengeluarkan dalam waktu cepat, harapannya tidak lebih dari 10 hari dari sekarang,” ujar Hasto di kompleks Kepatihan, Senin (13/5/2019).

Hasto mengatakan, jalur dari Kedundang menuju bandara ini mencapai sekitar 5 kilometer. Adapun untuk pembebasan lahannya mencapai sekitar 15 hektar.
Dia menyebutkan seluruh proses pembebasan lahan dan juga penganggaran berasal dari PT KAI.
“Pembebasan lahan ini prosesnya juga ribet maka harus cepat berproses tahun ini,” ujarnya.
• Jalur Kereta Api Kedundang-Bandara Segera Direalisasikan
• Lima Desa Terdampak Digambarkan di Tiap Gate Bandara YIA
Kawasan Aerotropolis
Selain membahas mengenai jalur kereta, dirinya juga menyebut mengenai konsep pembangunan aerotropolis.
Kawasan aerotropolis ini, kata dia, tidak terlalu mepet dari bandara dan tidak terlalu jauh.
Untuk payung hukum kawasan tersebut, pihaknya akan mengeluarkan payung hukum berupa Peraturan Bupati (Perbup) soal kawasan supaya kawasan bisa berkembang dan investor bisa masuk.

Untuk wacana aerotropolis yang menjadi konekting area di sekitar bandara, pihaknya akan mengembangkan di sekitar 30 kilometer ke arah utara.
Hal ini dikembangkan dengan bedah Menoreh.
“Opsinya memang ke utara Bedah Menorah atau lewat Nanggulan ke utara. Kami wacanakan akan arahkan Bedah Menoreh,” urainya.
• Hasto Akan Segera Keluarkan IPL Jalur Kereta Api Secepatnya
• Rencana Penambahan Slot Penerbangan dan Akses Transportasi Pendukung di Bandara YIA Kulonprogo
• Tarif dan Cara Naik Kereta Api Bandara ke Yogyakarta International Airport
Salah satu yang akan dikembangkan adalah destinasi wisata internasional berupa taman kerajaan nusantara.
Taman kerajaan nusantara ini akan dibangun di Girimulyo dan mirip dengan konsep taman mini Indonesia Indah (TMII).
Hanya nanti anjungannya berupa kerajaan di nusantara.
“Untuk membangun ini tidak cukup APBN dan APBD tapi juga melibatkan swasta. Salah satunya adalah nanti ada MoU dengan Hongkong sebagai international heritage,” urainya.

Agar kawasan di sekitar tersebut berkembang pihaknya pun tidak akan melakukan penggusuran.
Namun, akan mengembangkan model kerjasama dengan masyarakat.
Hal inilah yang nantinya akan mengembangkan perekonomian masyarakat.
“PR kami juga adalah langkah jangka menangah apa yang bisa dicreate murah, meriah, cepat. Misalnya, turis mendarat diberikan insentif ini adalah pemikiran kasar. Kami punya kampung homestay di lingkungan destinasi wisata, misalnya turis digratiskan menginap tetapi untuk makan bayar agar mereka tetap betah stay,” ujarnya.
Realisasi Jalur KA Bandara
Manager Humas PT KAI Daop 6 Yogyakarta, Eko Budiyanto, mengatakan teknis untuk pembebasan lahan berikut pembangunan jalur kereta api dari Kedundang menuju Bandara menjadi wewenang Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA).
Namun, jika perizinan akan segera terbit pihaknya menyambut baik.
“Jika memang sudah ada kepastian untuk pengeluaran IPL berarti jalannya mulus. Alhamdulilah nantinya bisa segera terhubung dan diharapkan masyarakat Purworejo, Kulonprogo, kereta bandara langsung terealisasi,” ujarnya kepada Tribun Jogja.

Eko menambahkan, jika jalur ini bisa segara direalisasikan maka akan menjadi ikon kota untuk DIY dan Jateng.
Selain itu, syarat untuk menjadi bandara internasional pun bisa terpenuhi dengan adanya kereta bandara dan jalur khusus kereta bandara ini.
Untuk pembebasan lahan ini, Eko mengaku tidak mengetahui secara teknisnya karena merupakan wewenang dari DJKA.
Meskipun ada kendala, pihaknya percaya para petugas DJKA bisa menyelesaikan persoalan di lapangan.

“Mereka bisa menyelesaikan kendala-kendala secara mumpuni. Contoh, soal trek ganda di Semarang, Purwokerto, dan Jateng pun mereka sudah mumpuni. Mereka petarung-petarung,” ulasnya.
Untuk kereta bandara, sebut Eko yang dioperasionalkan adalah satu kereta berspek kerta rel diesel (KRD). Kereta ini memiliki spek yang sama dengan Solo Ekspres. ( ais/ tribunjogja.com)