Gunungkidul
Seniman Asal Gunungkidul Ini Manfaatkan Limbah Kayu Palet Jadi Media Lukis
Kayu palet memiliki serat yang unik dan bisa menjadi instrumen lukis sebagai latar belakang.
Penulis: Wahyu Setiawan Nugroho | Editor: Gaya Lufityanti
Proses melukis, kata Codot, cukup cepat bisa satu hingga tiga hari saja untuk satu gambar.
Biasanya untuk memastikan hasil karyanya bertahan lama, usai melukis dengan pensil di media palet, Codot kemudian melakukan finishing dengan cat clear sehingga menutupi bagian pensil dan palet tersebut.
"Asal disimpan indoor, bisa sampai tahunan," katanya.
Selain itu, alasan lain Codot memilih palet sebagai media lantaran kayu ini sangat awet asal disimpan di dalam ruangan.
Selain itu kayu ini juga anti rayap dan anti keropos.
Tak disangka keisengannya melukis diatas media palet banyak diminati oleh orang lain.
Banyak yang tertarik dengan jasanya.
"Waktu awal saya ngelukis hanya mencurahkan hasrat saja belum kepikiran untuk membuka jasa lukis ini tapi setelah saya upload di media sosial ternyata banyak yang tertarik," sebut Chandra Codot.
• Jumlah Partisipasi Masyarakat pada PSU di Gunungkidul Menurun
Tak berhenti disitu, Istri Chandra pun turut mendukung, satu di antaranya dengan mendaftarkan karyanya dalam ajang kesenian di Yogyakarta yakni Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) tahun 2016 silam.
Dari situlah karyanya juga turut mulai dikenal dan diketahui publik.
Banyak pesanan masuk, mulai dari teman kerabat hingga luar kota bahkan luar negeri.
"Sempat ada dari arab saudi buat kado pernikahan atau tunangan waktu itu, saya kirim ke sana," beber Chandra.
Kini setiap bulan, sedikitnya 5-10 pesanan ia garap.
Baik yang pesan melalui media sosial, WhatsApp bahkan pesanan secara langsung.
Untuk mendapatkan jasa lukisnya, Chandra hanya membanderol mulai Rp 300-400 ribu untuk setiap gambar dan media, tergantung besaran kayu palet dan gambar yang ia lukis. (*)