Pemilu 2019
TPS Unik Bernuansa Kuno nan Jadul di Kota Magelang, Pengunjung Dibawa Nostalgia ke Masa Lalu
Panitia sengaja membikin konsep jadul ini, agar menarik para pemilih untuk menggunakan hak suaranya di TPS.
Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri K
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Ada Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang begitu unik di Kampung Samban Kidul, Kelurahan Pajang, Kecamatan Magelang Tengah, Kota Magelang.
TPS 16 tempatnya, mengusung tema jadul.
Tempat pemungutan suara diubah sedemikian rupa menjadi rumah bernuansa kuno di pedesaan.
Pemilih yang datang ke sana serasa dibawa bernostalgia, menuju masa lalu.
• 5 Tempat Wisata Alam di Kulonprogo, Mulai dari Kalibiru Hingga Kebun Teh Nglinggo
Dari pantauan Tribunjogja.com, begitu datang ke TPS 16, pemilih langsung disambut tulisan 'Sugeng Rawuh' yang ada di depan pintu TPS.
Masyarakat tinggal masuk menaiki tangga pendek yang terbuat dari kayu.
Usai menyerahkan surat undangan memilih, mereka bisa duduk di bangku dari bambu atau lincak.
Musik-musik era 1970-an diputar mengalun merdu, menghibur para pemilih yang ada di TPS.
Tanpa menunggu lama, para pemilih dipanggil.
Mereka terlebih dahulu meletakkan handphone mereka di lemari kecil di tengah TPS.
Lemari itu ada meja bekas mesin jahit kuno yang masih asli.
Kemudian pemilih menuju bilik suara untuk memilih.
Surat suara yang telah mereka coblos, dimasukkan ke dalam kotak suara yang telah disediakan.
Jari pun tak lupa dicelup tinta, tanda sudah memilih.
Namun ada yang menarik perhatian mereka untuk tak terburu-buru pulang.
Adalah, dapur kecil di sudut TPS yang benar-benar menggambarkan dapur nenek pada jaman dulu.
• Sambut Pemilu, WBP Lapas Perempuan Membuat Miniatur Tugu Yogya
Dapur kecil itu lengkap dengan tungku kayu, dan wajan di atasnya.
Di sebelahnya, ada peralatan memasak panci, wajan, soled, tergantung di dinding.
Ada juga kursi dan meja kecil.
Sepeda jadul 'jengki' yang juga dipajang, sangat mencirikan tema kuno.
Lampu kuno atau lentera terpasang, bergantungan di atap TPS.
Para pemilih pun antusias, ramai-ramai mengambil foto bersama atau sekedar berswafoto (selfie) di sudut jadul tersebut.
Ketua KPPS di TPS 16, Suhadi, mengatakan, panitia sengaja membikin konsep jadul ini, agar menarik para pemilih untuk menggunakan hak suaranya di TPS.
"Setiap pemilihan umum digelar, kami memang selalu mengusung konsep berbeda. Seperti pada Pilkada 2018, kami mengusung konsep Koboi atau Cowboy. Itu untuk menarik masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya," kata Suhadi.
Suhadi mengatakan pembuatan TPS jadul ini cukup mudah. Panitia menggunakan lapangan tenis meja, tenda sederhana didirikan, lalu dihias menggunakan dekorasi, properti jadul dari warga.
"Seusai mencoblos mereka boleh selfie di lokasi yang jadul, bahkan semula ada ruang tamu yang jadul, tetapi dipindah karena terbatasnya ruang TPS," ujarnya.
Suhadi mengatakan, TPS ini sengaja dibuat seakan menggambarkan suasana dapur rumah miliki nenek-nenek kita di zaman dahulu yang apa adanya.
• Surat Suara Habis, TPS di Caturtunggal Sleman Belum Layani Pemilih Dengan Form A5
Para pemilih muda atau milenial pun bisa melihat bagaimana prihatinnya kehidupan nenek atau leluhur mereka sedari dulu.
"Kami ingin menampilkan jaman kuno, bagaimana mbah-mbah dulu hidup seperti itu, agar para kawula muda atau milenial ini tahu, dan tidak lupa asal usulnya," katanya.
Masyarakat pun tertarik berkunjung dan menggunakan hak suaranya.
Dari sebanyak 249 pemilih di DPT di Kampung Samban Kidul, pukul 12.00 sudah sebanyak 200 pemilih datang atau sekitar 80 persen dari DPT.
"Kami senang respon masyarakat sangat tinggi untuk memilih. Kami akan bikin konsep yang lebih unik lagi di Pemilu yang berikutnya. Kami dan seluruh warga juga berharap Indonesia mendapatkan pemimpin baru yang terbaik," kata Suhadi.
Sementara seorang saksi di TPS, Melinda, mengaku tertarik dengan konsep jadul di TPS 16.
Bahkan dirinya sempat berswafoto di sudut dapur di TPS 'Jadul' tersebut.
"Ini sangat bagus dan benar-benar unik. Lucu, saya langsung berswafoto tadi, untuk diunggah di media sosial," katanya. (*)