Menilik Prosesi Labuhan Merapi, Peringatan Kenaikan Tahta Sri Sultan Hamengku Buwono X Sebagai Raja

Upacara ini diselenggarakan dalam rangka Tingalan Jumenengan Dalem Sri Sultan Hamengkubuwono X, setiap tanggal 29-30 rajab

Penulis: Santo Ari | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Santo Ari
Ubo rampe diarak dalam upacara adat Labuhan Merapi yang dilaksanakan dusun Kinahrejo, desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Minggu (7/4/2019). 

Di tempat ini sudah banyak pengunjung menunggu.

Di lokasi tersebut juru kunci membakar kemenyan, menabur bunga dan melarung ubo rampe, setelah itu dilanjutkan pembacaan doa oleh rois.

Selesai pembacaan doa, sesaji berupa bunga, nasi, daging ayam dan beberapa jenis sesaji lainnya yang menyertai upacara ini dibagikan kepada para peserta.

Kemudian juru kunci beserta rombongan kembali turun menandakan labuhan telah selesai.

Masbekel Anom Suraksosihono atau yang akrab disapa Mas Asih, saat dijumpai seusai prosesi labuhan Merapi  mengatakan bahwa peserta labuhan merapi tahun ini mengalami peningkatan jumlahnya.

"Lebih banyak, meningkat 25 persen," ucapnya.

Dalam peringayan ulang tahun kenaikan takhta raja Kraton Ngayogyakarta ini, ia berharap agar Sri Sultan Hamengku Buwono X dapat terus mengayomi masyarakat, dan terus menjaga kesejahteraan, keamanan, perdamaian, persatuan dan kesatuan masyarakat Yogyakarta pada khususnya, dan secara luas untuk Indonesia.

"Dan tidak menghilangkan ada istiadat kraton atau budaya-budaya," paparnya.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved