204 Tahun Letusan Tambora

204 Tahun Letusan Tambora : Pusat Kerajaan Lumat Ditelan Lautan, 3 Lainnya Terkubur Materi Vulkanik

Muntahan gunung Tambora menyapu dan memusnahkan keempatnya. Tersisa Kerajaan Sumbawa dan Kerajaan Bima, meski menderita berat sesudahnya

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
Jia Lianggao/Wikimedia Common
Gunung Tambora 

204 Tahun Letusan Tambora : Pusat Kerajaan Tambora Lumat Ditelan Lautan, Tiga Lainnya Terkubur Muntahan Gunung

TRIBUNJOGJA.COM – Ahli sejarah Adrian B Lapian dalam artikel “Bencana Alam dan Penulisan Sejarah : Krakatau 1883 dan Cilegon 1888) menulis, Kerajaan Tambora lenyap ditelan lautan saat gunung berapi Tambora meletus 1815.

Saat malapetaka dahsyat itu terjadi, ada enam kerajaan berkuasa di sekeliling gunung itu. Ada Kerajaan Dompu (10.000 penduduk, Tambora (6.000 penduduk), Sanggar (2.200 penduduk), dan Papekat (2.000 penduduk).

Muntahan gunung Tambora menyapu dan memusnahkan keempatnya. Tersisa Kerajaan Sumbawa dan Kerajaan Bima, meski menderita berat sesudahnya. Negeri Tambora menurut AB Lapian ditelan laut.

“Sampai sekarang kapal boleh berlabuh di mana saja di bekas negeri Tambora adanya,” tulisnya mengutip penelitian orientalis Henry Chambert-Loir (1982). Tiga bekas kerajaan lain lenyap terkubur material vulkanik.

Baca artikel sebelumnya :

204 Tahun Letusan Tambora : Ketika Kolom Api Raksasa Menyapu ke Segala Penjuru

204 Tahun Letusan Tambora : Tanda-tanda Itu Datang Tiga Tahun Sebelum Puncak Letusan

204 Tahun Letusan Tambora : Kesaksian Orang Pertama yang Mendaki Tambora Sesudah Meletus Hebat

Lapian berpendapat, bencana alam memang sangat mempengaruhi eksistensi kekuasaan di masa lampau. Terutama terkait perubahan letak pusat kerajaan pada masa itu sesudah bencana.

Kerajaan Dompu yang semula berpusat di Doro Bata, bangkit sesudah letusan Tambora dan mendirikan kekuasaan di sebelah utara sungai. Sekarang letaknya di Mashid Raya Dompu.

Di Mataram Kuna, sejumlah ahli sejarah mengemukakan pusat kekuasaan berpindah dari Jawa bagian tengah ke Jawa bagian timur oleh sebab petaka alam tahun 1006 Masehi.

Geolog van Bemellen dan sejarawan Boechari menunjuk letusan dahsyat Gunung Merapi abad XI memaksa Pu Sindok berpindah ke timur.

Dahsyatnya Letusan Gunung Tambora Menyebabkan Hujan Lebat di Seantero Eropa

Namun hipotesis ini belakangan dimentahkan hasil penelitian geolog Sri Andreastuti dkk. Menurut penelitian itu, tidak ada jejak letusan dahsyat Merapi pada 1006 M.

Kisah-kisah rakyat (folklore) dalam arus perjalanan sejarah Nusantara, kerap bercampur aduk dengan peristiwa-peristiwa alam hebat, seperti gempa dan letusan gunung berapi ini.

Ada banyak karya-karya sastra kuna yang menuliskan cerita itu. Mitos dan legenda itu bertahan lama, dan banyak yang mempercayainya.

Umumnya mengaitkan peristiwa amuk alam itu dengan pelanggaran-pelanggaran sosial akut yang dilakukan para elitenya.

Bukti Baru, Sejarah Eropa Berubah Akibat Letusan Gunung Tambora

Peristiwa Tambora dalam folklore diyakini gara-gara perlakukan kejam elite kerajaan Papekat dan Tambora terhadap Haji Mustafa, seorang mursyid yang dikeramatkan.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved