Bantul
Dibalik TPST Piyungan yang 'Ditutup'
Kendaraan berat yang setiap hari beroperasi di antara tumpukan sampah, siang itu juga tidak terlihat. Aktivitas sepi.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Ari Nugroho
Kata warga yang duduk di samping Gombak, sejumlah armada truk pengangkut sampah sejak pagi banyak yang antre untuk membuang sampah, namun diminta untuk kembali.
"Keinginan warga kalau belum ada lahan baru, belum bisa dibuka," tutur dia.
Ada lima warga yang siang itu duduk di pos siskamling.
Tribun menyempatkan untuk melihat langsung kondisi di area tempat pembuangan sampah yang dibangun sejak tahun 1995 itu. Sebagian ruas jalan memang dipenuhi lumpur dan becek.
Bahkan saat sedang melihat tumpukan sampah di pinggir pagar--batas pembungaan-- kaki wartawan sempat terperosok ke dalam lumpur, di pinggir jalan.
Baunya sungguh tak sedap.
Gombal menyampaikan, tuntutan warga sebenarnya sangat sederhana.
Armada truk ketika membuang sampah harus di tengah-tengah lahan pembuangan.
Jangan hanya dibuang didepan ataupun pinggir.
Karena imbasnya sampah meluber ke jalan.
"Jalan menjadi kotor, becek dan bau," keluhnya.
Warga lain, Suyarto mengatakan, TPST Piyungan sebenarnya masih cukup mampu digunakan sebagai tempat pembuangan sampah dari tiga wilayah yaitu Bantul, Yogyakarta dan Sleman.
Asalkan dibuatkan dermaga pembongkaran baru dan sistem pengelolaan sampah diperbaiki.
Bahkan, kata dia, kalau memang diperlukan dibuatkan jalan konblok sebagai lalu lintas armada truk.
"Sehingga pembuangan sampah lancar dan warga juga nyaman," terangnya.
Baca: Sempat Alami Kerusakan, Tiga Alat Berat di TPST Piyungan Kembali Beroperasi