Mengintip Progres Bandara NYIA Kulonprogo - Pengerjaan Dikebut hingga Persiapan Penerbangan Perdana
Bandara NYIA Kulonprogo dipastikan sudah bisa didarati pesawat berbadan sempit (narrow body aircraft) dalam lima hari ke depan.
Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Muhammad Fatoni
Di antaranya seperti marka landasan pacu, sistem elektronika bandara, konter check-in penumpang, konter imigrasi, apron approaching light, dan lainnya yang bersifat penunjang.
Fasilitas Penunjang
Taochid menyebut, area underpass (jalan bawah tanah) dari Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) yang berada di bawah area bandara juga harus sudah dirampungkan oleh pelaksana pembangunan saat operasi minimum bandara nanti.
Sedangkan untuk menara air traffic control (ATC) atau pemandu lalu lintas udara saat ini sudah masuk tahap topping off atau pengecoran terakhir sebelum masuk ke tahap pekerjaan arsitektural.

Sedangkan untuk operasi April nanti, Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (AirNav Indonesia) rencananya akan menggunakan modular tower yang ditempatkan di sisi barat untuk sementara waktu hingga menara permanen selesai dibangun dan diverifikasi.
Tacohid menyebut, bandara baru ini juga sudah memiliki three letter code (kode) yang sudah terdaftar di ICAO (International Civil Aviation Organizatio) yakni YIA.
Baca: New Yogyakarta International Airport Dikebut Kejar Target Operasi, Underpass NYIA Capai 25 Persen
Sedangkan untuk nama resmi bandara masih menunggu keputuan dari Kementerian Perhubungan meski sebelumnya sudah ada masukan agar namanya tetap NYIA, serupa nama kode proyeknya saat ini.
Pada Maret ini, sedianya juga ada tim dari Kemenhub yang bakal melakukan penilaian lapangan atas kelayakan operasi bandara tersebut.

Hasil penilaian itu menjadi dasar untuk mengetahui kapan operasi minimum NYIA bisa dilakukan.
"Nanti tergantung hasil penilaian Kemenhub. Bisa mandatory (melalui perbaikan terlebih dulu) atau ada rekomendasi (dioperasikan sambil perbaikan). Kami berusaha menyelesaikan semua standar operasinya,"kata Taochid.
Tetap Bernama NYIA
Saat meninjau proyek pembangunan NYIA, Januari 2019 lalu, Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X memang menghendaki agar bandara baru itu tetap menggunakan nama NYIA.
Bandara itu tidak perlu identitas lain, semisal mengambil nama pahlawan nasional.
Apalagi, jika pemakaian nama itu berpotensi memunculkan adanya pro-kontra di tengah masyarakat.
.
"Namanya ya NYIA itu saja. Enggak ada (yang lain). Daripada nanti ada yang setuju dan ngga setuju,"kata Sultan.
Baca: Hasto Siap Temu Dialog dengan Pengusaha Pantai Selatan NYIA
Baca: Tunjang NYIA, Progres Stasiun Wojo Capai 80 Persen
Penggunaan nama NYIA ketimbang lainnya menurut Raja Kasultanan Yogyakarta itu dengan pertimbangan bahwa singkatan nama itu akan muncul dalam daftar kode bandara yang dianut secara internasional seperti halnya tertera dalam boarding pass.