Yogyakarta

Sikapi Berita Hoaks dengan Kematangan Berpikir

Jarang sekali ada perdebatan yang lebih penting terkait dengan isu pemerintahan, keadilan, maupun lingkungan.

Penulis: Siti Umaiyah | Editor: Ari Nugroho
istimewa
Research Centre for Politik and Government (Pol GOV), Departemen Politik dan Pemerintahan, FISIPOL UGM bekerjasama dengan Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) menyelenggarakan sarasehan kebangsaan dengan tema Mengelola Kabar Bohong Distorsi Informasi dalam Politik Elektoral di Selasar Barat Fisipol UGM pada Rabu (13/3/2019) 

Sementara itu, Mgr Robertus Rubiyatmoko, Uskup Agung Semarang menerangkan jika dilihat dari perspektif agama, ada beberapa kata kunci yang bisa digunakan untuk menyikapi hoax.

Antara lain beriman, cerdas dan bijaksana.

Baca: Menko Luhut Ajak Anak Muda Jangan Percaya Berita Hoax

Tiga hal tersebut menjadikan seseorang bisa memiliki kematangan untuk bisa mengelola apa yang diterimanya dengan baik, dan dia akan bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.

"Jika dilihat dari perspektif agama, bagaimana menyikapi berita bohong, saya akan ajak rekan ke kata kunci, yakni beriman, cerdas dan bijaksana. Beriman artinya memiliki kematangan rohani, seseorang tidak hanya punya agama, tapi punya iman, ini dia akan bisa membedakan antara yang baik dan tidak. Cerdas dalam artian media berarti melek dan kritis, artinya tidak mudah terpengaruh. Bijaksana disini dia bisa mempertimbangkan apa yang diterimanya dengan baik," terangnya. (TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved