Kisah Hercules, Sosok Tak Bertubuh Gempal Tapi Jadi Preman yang Paling Ditakuti

Hercules tidak bertubuh besar dan berorot. Sebaliknya, ia telihat kurus

TRIBUN JAKARTA/ELGA HIKARI PUTRA
Petugas Polisi menggiring Hercules Rosario Marshal untuk diperiksa di Mapolres Metro Jakarta Barat, Rabu (21/11/2018). 

TRIBUNJOGJA.COM - Rozario Marshal alias Hercules, preman nomor satu Jakarta ini akan menjalani sidang tuntutan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat.

Pria ini akan jalani sidang terkait aksi penyerangan kompleks ruko di Kalideres yang dilakukan oleh anak buahnya dan menyeret Hercules sebagai pimpinan.

Nama Hercules memang sangat dikenal masyarakat, ia bolak-balik berurusan dengan penegak hukum.

Diketahui, Hercules dan kelompoknya sudah malang melintang di kawasan Tanah Abang sejak 1980-an.

Bila melihat perawakannya, Hercules tidak bertubuh besar dan berorot. Sebaliknya, ia telihat kurus.

Bagian siku hingga jari di tangan kanannya adalah tangan palsu sementara salah satu matanya menggunakan bola mata palsu.

Meski tubuhnya kecil, Hercules disegani banyak orang karena nyalinya yang besar.

Penangkapan Hercules terkait penguasaan lahan terhadap PT Nila Alam di Kalideres, Jakarta Barat, sejak Agustus hingga November 2018.

"Kasusnya itu terkait dengan penyerangan kompleks ruko di Kalideres, PT Nila (Alam) oleh 60 orang preman, dipimpin langsung oleh Hercules," ujar Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Hengki Haryadi, Rabu (21/11), seperti dikutip dari Kompas.

Jadwal Liga Champions Malam Ini Siaran Langsung LIVE RCTI dan BT Sport, PSG vs MU Jadi Sorotan

Pengumuman Penting bagi Pendaftaran UTBK SBMPTN 2019 Setelah Berhasil Login

Subscribe Tribunjogja Official

Hercules pun resmi berstatus sebagai tersangka dan dijerat Pasal 170 KUHP tentang Perusakan terhadap Barang atau Orang dan Pasal 335 KUHP tentang Perbuatan Tidak Menyenangkan, dengan ancaman penjara 7 tahun.

Kini, Hercules mendekam di Mapolres Metro Jakarta Barat.

Berbicara soal sosok Hercules, pria asal Timor Timur ini memang kerap berurusan dengan pihak berwajib.

Melansir dari tayangan Apa Kabar Indonesia Malam TV One, pada tahun 2005, Hercules dan anak buahnya melakukan penyerangan di kantor surat kabar Indopos.

Atas perbuatannya itu, Hercules divonis dua tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Barat.

Pria yang dikenal sangar ini kembali ditangkap polisi pada maret 2013.

Kali ini, ia dicokok terkait kasus pemerasan di Kembangan, Jakarta Barat.

Hercules dijerat pasal 160 tentang penghasutan dan pasal 214 karena melawan petugas saat ditangkap. Dia kemudian divonis 4 bulan penjara.

Belum lama menghirup udara bebas, Hercules ditangkap tim pemburu premanPolres Jakarta Barat pada Agustus 2013 terkait aksi pemerasan sepanjang 2006-2013.

Hercules pun dikenai Pasal Pencucian Uang.

Faktor yang bikin Hercules tenar bukan hanya karena kerap berurusan dengan polisi.

Ia sohor sebagai preman paling ditakuti di Tanah Abang.

Diketahui, Hercules dan kelompoknya sudah malang melintang di kawasan Tanah Abang sejak 1980-an.

Bila melihat perawakannya, Hercules tidaklah bertubuh besar dan berotot.

Rambutnya ikal, badannya pun kurus. Dari kedua tangannya, hanya tangan kiri saja yang berfungsi normal.

Tangan kanannya sebatas siku menggunakan tangan palsu.

Sementara itu, satu mata Hercules adalah bola mata palsu.

Kondisi tersebut terjadi karena Hercules pernah ditembak di bagian mata. Pelurunya pun tembus ke belakang kepala.

Meski tubuhnya kecil, Hercules disegani banyak orang karena keberaniannya yang besar.

Dalam acara Kick Andy tahun 2007, Hercules mengaku pernah dibacok sebanyak 16 kali.

Rentetan insiden mengerikan itulah yang bikin sebagian orang menjuluki Hercules sebagai sosok yang tidak bisa mati.

Subscribe Tribunjogja Official

Awal ke Jakarta

Ketika masih di Timor Timur, Hercules diketahui banyak membantu TNI yang bertugas di sana.

Melansir dari buku Kick Andy Kisah Inspiratif, Hercules dipekerjakan sebagai tenaga bantuan untuk operasi militer di Timor Timur.

"Di sana saya membantu segala-galanya, hingga memegang gudang logistik Kopassus," ujar Hercules.

Perjalanan hidup Hercules memasuki babak baru ketika terbang ke Jakarta.

Adapun latar belakang Hercules datang ke Ibu Kota adalah untuk menyembuhkan tangannya yang terluka dan dia dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto (RSPAD).

Tangan yang terluka itu kemudian diamputasi. Sayangnya, Hercules enggan menjelaskan terkait penyebab cederanya itu.

Merasa tidak tahan dalam perawatan di RSPAD, Hercules kabur dan hidup menjadi gelandangan hingga akhirnya terdampar di Tanah Abang.

"Saya mau mandiri. Tiba di Tanah Abang, saya tinggal di kolong jembatan," kata Hercules dikutip dari buku Kick Andy Kumpulan Kisah Inspiratif.

Kehidupan preman pun dimulai.

Hercules awalnya tidak disegani, malah banyak preman yang berani melawan.

Gara-gara hal itulah Hercules selalu membawa golok panjang.

"Daripada dibunuh, lebih baik saya bunuh duluan," kata Hercules.

"Bahkan waktu itu, setiap malam saya tidur dengan golok selalu siap di tangan. Kondisi waktu itu sangat rawan. Lengah sedikit, lawan akan menyerang," lanjutnya.

Hercules secara terus terang mengaku sebagai seorang preman Tanah Abang.

Malah saat menjadi bintang tamu pada acara Kick Any Metro TV, Hercules mengaku bahwa menjadi preman lebih banyak suka daripada duka.

"Menjadi preman sukanya lebih banyak daripada dukanya," ujar Hercules.

Hercules juga mengaku bangga saat dirinya dibilang preman kejam dan tidak punya hati.

"Supaya saya punya nama," ujarnya.

(Tribun Jabar/Indan Kurnia)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved