Manfaat Daun Kelor Menurut Penelitian, Turunkan Kadar Gula Darah, Peradangan hingga Kolesterol
Manfaat daun kelor yang sudah didukung hasil penelitian secara ilmiah berikut ini bisa jadi referensi.
Manfaat Daun Kelor Menurut Penelitian, Turunkan Kadar Gula Darah, Peradangan hingga Masalah Kolesterol
TRIBUNJOGJA.COM - Daun kelor menyimpan manfaat yang luar biasa bagi kesehatan tubuh. Namun demikian, bisa jadi tidak semua orang mengetahui manfaat daun kelor tersebut.
Jika kalian belum mengetahuinya, atau masih ragu dengan manfaat daun kelor, ulasan manfaat daun kelor yang sudah didukung hasil penelitian secara ilmiah berikut ini bisa jadi referensi.
Perlu diketahui, nilai manfaat daun kelor ini bahkan sudah diakui dunia. Dikutip tribunjogja.com dari doktersehat.com, manfaat daun kelor bahkan sudah diakui organisasi kesehatan dunia (WHO).
Baca: 8 Manfaat Konsumsi Buah Kurma bagi Kesehatan
Baca: Manfaat Konsumsi Terung bagi Kesehatan Tubuh
Menurut data WHO, manfaat daun kelor sebagian di antaranya adalah dapat membantu perkembangan tubuh, menjadi obat tradisional untuk berbagai macam penyakit.
Disebutkan, kandungan asam amino esensial di dalamnya juga dapat membantu perkembangan bayi dalam kandungan.
Manfaat daun kelor tersebut di atas mungkin baru sebagian. Namun bersyukurlah bagi Anda yang suka mengkonsumsi daun kelor.
Tumbuhan dengan nama latin Moringa oleifera ini memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh.
Beberapa artikel kesehatan menyebutkan jika daun kelor bermanfaat untuk kesehatan kulit.
Selain itu, masih ada banyak manfaat lain, yang bisa didapat dari mengkonsumsi daun kelor.
Tanaman dengan bentuk daun bulat kecil-kecil bersusun majemuk ini biasa dimasak sebagai sayur.

Berikut adalah khasiat daun kelor yang telah didukung dengan penelitian ilmiah, seperti TribunJogja.com kutip dari Healthline.com.
1. Kaya Antioksidan
Antioksidan adalah senyawa yang berfungsi melawan radikal bebas dalam tubuh.
Tingkat radikal bebas yang tinggi dapat menyebabkan stres oksidatif, yang dikaitkan dengan penyakit kronis seperti penyakit jantung dan diabetes tipe 2.
Beberapa senyawa tumbuhan antioksidan telah ditemukan di daun kelor.
Banyaknya kandungan antioksidan di daun kelor ini juga membantu menurunkan tekanan darah.
2. Mampu Menurunkan Kadar Gula dalam Darah
Gula darah yang tinggi adalah karakteristik utama diabetes dan mempertinggi risiko penyakit jantung.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa daun kelor dapat membantu menurunkan kadar gula darah.
Namun, sebagian besar bukti masih didasarkan pada penelitian terhadap hewan.
Studi yang dilakukan pada manusia masih sedikit dan berkualitas rendah.
Satu penelitian pada 30 wanita menunjukkan bahwa mengkonsumsi 1,5 sendok teh (7 gram) serbuk daun kelor setiap hari selama tiga bulan, dapat mengurangi kadar gula darah.

3. Mengurangi Peradangan
Peradangan adalah respons alami tubuh terhadap infeksi atau cedera.
Ini adalah mekanisme perlindungan yang penting, tetapi dapat menjadi masalah kesehatan utama jika berlanjut dalam waktu lama.
Bahkan, peradangan berkelanjutan terkait dengan banyak masalah kesehatan kronis, termasuk penyakit jantung dan kanker.
Kelor, sayuran lain, buah-buahan dan rempah-rempah diyakini mengandung isothiocyanate, yang merupakan sumber anti-inflamasi utama.
Penelitian tentang ini juga masih terbatas pada hewan.
Masih harus dilihat apakah daun kelor memiliki efek antiperadangan serupa seperti yang terjadi pada hewan.
4. Menurunkan Kolesterol
Kolesterol yang tinggi lebih rentan terkena penyakit jantung.
Studi yang telah dilakukan terhadap hewan dan manusia menunjukkan bahwa daun kelor dapat menurunkan kadar kolesterol, sehingga mengurangi risiko penyakit jantung.
5. Melindungi Terhadap Toksisitas Arsenik
Kontaminasi arsenik pada makanan dan air adalah masalah di beberapa bagian dunia.
Beberapa jenis beras dapat mengandung kadar arsenik yang tinggi.
Bila terpapar dalam jangka panjang, maka kesehatan tubuh dapat terganggu.
Beberapa penelitian pada tikus dan hewan pengerat lainnya menunjukkan bahwa daun dan biji kelor dapat melindungi terhadap beberapa efek toksisitas arsenik.
Namun, studi ini belum dilakukan terhadap manusia. (*/say/tribunjogja.com)