Yogyakarta
Senin Pagi, Gunung Merapi Keluarkan Guguran Awan Panas
Saat terjadi guguran tersebut kondisi cuaca dalam keadaan cerah sehingga bisa dipantau secara mata telanjang oleh masyarakat,
Penulis: Santo Ari | Editor: Ari Nugroho
"Tadi pagi memang ada suara gemuruh, tapi memang tidak masalah karenarn setiap guguran biasanya memang mengeluarkan gemuruh," ucapnya.
Sedangkan wisata jeep sendiri jangkauan tertingginya sampai di bunker yang jaraknya 5,5km dr puncak merapi.
Jarak itu masih di luar kawasan rawan bencana yakni 3km.
"Tadi itu ketika ada guguran awan panas, kebetulan ada wisatawan yang wisata dengan paket sunrise. Kita beri kesempatan untuk foto-foto, tapi setelah itu tetap harus menjauh dr hulu Kali Gendol," jelasnya.
Baca: Antisipasi Aktivitas Gunung Merapi, BPBD DIY Siapkan Masker dan Logistik
Banjir Lahar Hujan
Selain mengeluarkan guguran awan panas, kondisi puncak Merapi yang hujan juga mengakibatkan lahar hujan yang mengarah ke Kali Gendol.
Heri Suprapto, kades Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan membenarkan hal tersebut.
Berdasarkan pantauannya, lahar hujan di kali gendol mengarah sampai ke perbatasan dusun Kaliadem-jambu atau sejauh 5 km.
"Terkait hal tersebut pekerja tambang yang ada di seputaran kali gendol langsung menyelamatkan diri sebelum terjadi lahar hujan. Karena sudah ada pengamat yang mengabarkan kejadian tersebut," ujarnya.
Baca: Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas
Adapun sebagai bentuk antisipasi bencana dari Gunung Merapi, Pemerintah Kabupaten Slemam telah menyiagakan 12 barak utama bagi pengungsi, serta menyiapkan stok 600 ribu masker untuk mengatasi dampak abu vulkanik.
Terpisah, Makwan selaku Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman mengatakan bahwa bila terjadi hujan abu dan sampai di lingkungan pemukiman, maka masyarakat diimbau tidak beraktivitas di luar rumah.
Namun bila terpaksa harua menggunakan APD (alat pelindung diri) berupa masker, kaca mata dan jaket.
"Status saat ini masih waspada boleh beraktivitas seperti biasa, tapi tetap meningkatkan kewaspadaan," ucapnya.
Kemudian untuk memudahkan warga menuju barak pengungsian jika sewaktu-waktu terjadi erupsi, Pemkab Sleman telah memasang rambu evakuasi.
Namun demikian Kasi Mitigasi Bencana BPBD Sleman Joko Lelono menyebut masih kekurangan rambu untuk jalur evakuasi.
Menurut dia rambu itu sebenarnya untuk memudahkan masyarakat dari luar daerah.
"Kalau masyarakat lereng Merapi pasti hafal, tapi kalau wisatawan atau orang luar itu yang susah, jadi rambu sebenarnya kami masih butuh banyak," bebernya.(TRIBUNJOGJA.COM)