Bantul

Kisah Jamsari, Tuna Netra di Bantul yang Hidup Sendiri. Ia Menyambung Hidup dari Bantuan Tetangga

Jangankan bekerja, untuk kegiatan manusiawi seperti mandi ataupun buang hajat ia sangat kesulitan.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Ahmad Syarifudin
Jamsari sedang duduk di kamar rumahnya di Dusun Karangasem, RT 06 Desa Palbapang, Kecamatan/Kabupaten Bantul. 

Setiap hari di rumah sederhana itu, ia hanya tinggal seorang diri.

Kendati masih memiliki saudara Kakak dan adik.

Namun mereka tinggal berjauhan di kampung sebelah, sehingga tidak selalu bisa datang menjenguk.

Baca: Mbah Sokiyem Bersyukur Dapat Bantuan Dari Widjanarko Center dan Relawan

"Saudaranya datang pas hari lebaran saja. Hanya satu tahun sekali," ujar dia.

Jamsari seorang tuna netra.

Ia tak sanggup bekerja.

Jangankan bekerja, untuk kegiatan manusiawi seperti mandi ataupun buang hajat ia sangat kesulitan.

Kata Mbah Niyem, untuk urusan buang hajat, Jamsari biasa melakukan di sebuah sungai kecil (selokan) yang terdapat di belakang rumah.

"Kalau mau buang hajat, dia (Jamsari) pergi ke sungai belakang rumah. Jalannya itu lama sekali. Tapi dia lakukan sendiri," terangnya.

Dijelaskan Mbah Niyem, kedua mata Jamsari sudah tidak bisa melihat sejak puluhan tahun silam.

Ketika usianya masih sangat kecil.

Saat kecil dulu, menurut dia Jamsari merupakan sosok yang normal seperti anak pada umumnya.

Namun ketika menginjak usia 6 tahun tiba-tiba matanya tidak bisa melihat secara jelas atau samar-samar.

Oleh sang ayah, kala itu, kemudian diberi tetesan obat dari daun-daunan.

"Lama-kelamaan malah jadi seperti ini," ungkapnya.

Baca: Tukang Becak ini Disidang Gara-gara Cabut Pohon Pisang, Istrinya yang Buta Menangis di Persidangan

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved