Pilpres 2019

Debat Pilpres 2019 Live TV Malam Ini - Profil 2 Moderator, Aturan Main, Jadwal dan Link Streaming

Debat Pilpres 2019 live TV malam ini di Kompas TV, TVRI dan RTV pukul 20.00 WIB. Ini profil singkat moderatornya, pernah bikin debat Pilgub DKI heboh

Editor: Yoseph Hary W
@Sutopo_PN via wartakota.tribunnews.com
Debat Capres-cawapres 2019 

TRIBUNJOGJA.COM - Debat Pilpres 2019 live TV malam ini disiarkan melalui siaran langsung Kompas TV, TVRI dan RTV. Berikut ini rangkuman profil singkat 2 moderatornya, aturan main, jadwal debat capres-cawapres 2019 perdana malam ini serta informasi link live streaming Kompas TV, TVRI dan RTV.

Jadwal debat capres-cawapres 2019 malam ini, Kamis (17/1/2019), merupakan jadwal Debat Pilpres 2019 yang perdana. Jadwal debat capres dan cawapres 2019 rencananya dimulai pukul 20.00 WIB.

Debat Pilpres 2019 live TV malam ini disiarkan melalui siaran langsung Kompas TV, TVRI dan RTV. 

(Informasi LINK Live Streaming Kompas TV dan RTV di bagian bawah artikel)

Baca: Jadwal Debat Capres-cawapres 2019 Malam Ini Live dan Link Streaming TVRI, KompasTV dan RTV

Baca: Jadwal Debat Capres Cawapres Siaran Langsung TV dan Live Streaming Debat Pilpres 2019

Dikutip tribunjogja.com dari kompas.com, debat perdana ini dimulai pukul 20.00 WIB di empat lembaga penyiaran, Kompas TV, TVRI, RTV dan RRI.

Tempat penyelenggaraan debat yaitu Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan.

Peserta debat perdana adalah pasangan capres cawapres, Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Tema yang diangkat yaitu hukum, HAM, terorisme dan korupsi.

Moderator

Debat perdana ini akan dipandu oleh dua orang moderator, mantan jurnalis Ira Koesno dan jurnalis senior Imam Priyono.

Siapa Ira dan Imam?

Dua moderator debat perdana pilpres, Imam Priyono dan Ira Koesno
Dua moderator debat perdana pilpres, Imam Priyono dan Ira Koesno (Kompas.com/Fitria Chusna Farisa)

Baca: Siaran Langsung dan Live Streaming Debat Capres-cawapres di KompasTV

Ira Koesno dan Imam Priyono akan menjadi pemandu jalannya (moderator) debat pertama Pilpres 2019 yang digelar di Gedung Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1/2019) malam.

Keduanya dipilih berdasarkan kesepakatan antara Komisi Pemilihan Umum serta dua tim sukses pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Dwi Noviratri Koesno alias Ira Koesno adalah mantan jurnalis Liputan 6 SCTV. Perempuan kelahiran 30 November 1969 tersebut tidak asing dalam perhelatan debat kandidat.

Ira sebelumnya menjadi moderator dua debat calon gubernur dan wakil gubernur DKI 2017.

Saat itu, Sandiaga yang menjadi calon wakil gubernur DKI memuji penampilan Ira pada debat pertama.

Menurut Sandi, sosok Ira memang ditunggu-tunggu publik karena sudah lama tidak muncul di layar kaca.

Pada debat pertama Pilkada DKI Jakarta, kata Sandi, kehadiran Ira sempat mengundang kehebohan.

Hal itu juga membuat masyarakat tertarik untuk menonton debat yang kedua serta ketiga sehingga program masing-masing pasangan calon bisa tersampaikan.

"Saya lihat, mungkin karena beliau sudah lama enggak kelihatan di TV dan membawakannya sangat lugas. Jadi banyak yang gagal fokus. Kami harapkan tanggal 12 nanti bisa jauh lebih menarik," kata Sandi pada April 2017.

Sementara Djarot Saiful Hidayat, calon wakil gubernur DKI saat itu, juga memuji Ira.

"Bagus, bagus, cantik, cerdas, profesional, baguslah," kata Djarot saat itu.
Sementara Imam Priyono adalah jurnalis TVRI. Imam bergabung dengan media plat merah itu sejak 2010.

Pria kelahiran 23 Oktober 1980 tersebut memulai kariernya sebagai Abang None Jakarta di tahun 2004.

Saat itu, ia berpasangan dengan Rizka Ismalia Putri sebagai None Jakarta.
Imam Priyono pernah menerima Anugerah KPI dalam kategori presenter berita terbaik pada tahun 2016.

Kini sebagai jurnalis, Imam Priyono mendapat tugas untuk meliput Istana Kepresidenan.

Berbeda dengan Ira, malam nanti adalah pertama kalinya Imam Proyono menjadi moderator Debat Pilpres.

Dua pasangan capres dan cawapres, Joko Widodo-Maruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Dua pasangan capres dan cawapres, Joko Widodo-Maruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. (KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO)

Galau

Ira mengaku sempat galau ketika tahu bahwa kisi-kisi pertanyaan sudah disampaikan kepada kedua pasangan calon presiden-wakil presiden.

Pasalnya, banyak suara publik yang mempertanyakan apakah debat akan menarik jika pertanyaan sudah diberikan.

"Fungsi moderator apalagi kalau pertanyaan-pertanyaan sudah diberikan?" kata Ira dalam wawancara dengan Kompas TV, beberapa waktu lalu.

Namun, kata Ira, penjelasan KPU bahwa bocoran pertanyaan itu hanya untuk debat pada dua segmen dari total enam segmen.

"Kan pasti ada tanggapan dan enggak mungkin tanggapan sudah dipersiapkan. Artinya jangan khawatir, debat itu pasti akan seru, menarik, karena dari enam segmen, mayoritas tidak diketahui pertanyaannya," kata Ira.

Apa saja persiapan sebelum debat? Ira mengaku sering berdiskusi dengan Imam agar mendapat "chemistry".

Selain itu, mereka berdiskusi dengan para panelis agar mengetahui konteks seluruh pertanyaan mengenai isu hukum, korupsi, HAM, dan terorisme.

Keduanya juga membuat daftar frasa yang umum agar bisa dimengerti publik.
Secara pribadi, Ira mengaku membaca pernyataan kedua pasangan mengenai tema kali ini.

Ira berharap, kedua pasangan bisa menjawab pertanyaan dengan baik nantinya. Terutama, bisa menunjukkan visi dan misinya kepada publik.

"Debat ini salah satu alat utama untuk membuat para pemilih lebih kenal dari kemampuan narasi, kemampuan debat, dari gestur, orang bisa melihat siapa calon yang harus saya pilih," kata Ira.

Sementara Imam berharap debat kali ini bisa menjadi rujukan bagi debat selanjutnya.

"Ini kan debat pertama, banyak pihak berharap debat ini punya standar yang baik dan menginspirasi debat-debat selanjutnya," kata Imam seperti dikutip Tribunews.com.

Baca: Tema HAM dan Korupsi Tak Untungkan Prabowo dalam Debat Capres

Enam segmen

Debat perdana capres-cawapres 2019 malam ini dibagi dalam enam segmen.

Segmen pertama, penyampaian visi-misi pasangan calon presiden dan wakil presiden.

Disediakan waktu selama 23 menit 15 detik untuk kedua pasangan calon memaparkan visi-misi mereka ke hadapan publik.

Segmen kedua dan ketiga adalah debat dengan metode pertanyaan terbuka.

Waktu yang disediakan sekitar 31 menit.

Dalam segmen itu, moderator debat akan menyampaikan pertanyaan kepada paslon, yang mana paslon sebelumnya telah mendapat kisi-kisi pertanyaan dari KPU.

Masing-masing paslon akan diberi 1 pertanyaan dari setiap tema.

Segmen keempat dan kelima adalah debat dengan metode pertanyaan tertutup. 
Waktu yang dialokasikan dalam segmen ini sekitar 26 menit.

Metode ini memberikan kesempatan kepada pasangan calon memberikan pertanyaan ke pasangan calon lainnya.

Segmen terakhir adalah pernyataan penutup (closing statement).

Alokasi waktu untuk segmen ini 11,30 menit.

Disepakati dua kubu

Selama debat, pasangan capres-cawapres diimbau untuk tak memberikan pertanyaan spesifik mengenai contoh kasus tertentu pada paslon lainnya.

Alih-alih meminta pernyataan sikap kandidat terhadap suatu kasus, paslon diminta fokus ke penggalian visi-misi, gagasan, dan pengetahuan, sebagaimana tujuan penyelenggaraan debat.

Komisioner KPU Pramono Ubaid Tanthowi menerangkan, tak ada hukuman tertentu jika saat debat berlangsung paslon bertanya mengenai suatu kasus ke paslon lainnya.

Sebab, tak ada aturan tertulis mengenai hal ini.

Meski begitu, hal ini telah disepakati oleh tim kampanye kedua paslon.

Melalui sejumlah rapat persiapan debat, kedua tim kampanye bersepakat untuk tidak saling melempar pertanyaan yang terlalu konkret.

Selain itu, kandidat juga diminta untuk memperhatikan ketentuan debat pilpres yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.

Menurut Undang-Undang tersebut, ada sejumlah hal yang tidak boleh dibahas dalam debat, misalnya dilarang mempersoalkan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, bentuk NKRI, hingga membawa isu SARA.

Baca: Tahun Kelulusan Jokowi di SMAN 6 Surakarta Diperdebatkan, Ini Penjelasan Kepala Sekolah

Tamu undangan

Supaya debat berjalan kondusif, KPU membatasi undangan penonton debat hanya untuk 500 orang.

Undangan tersebutlah yang nantinya diperbolehkan masuk ke arena debat.

Dari 500 undangan, 100 undangan diperuntukan bagi pendukung pasangan calon nomor urut 01, dan 100 orang untuk pendukung paslon nomor urut 02.

Sementara 300 orang sisanya adalah undangan KPU.

Tamu undangan KPU di antaranya, para tokoh bangsa, tokoh masyarakat, tokoh agama, akademisi, tokoh pemuda, budayawan, mahasiswa hingga pegiat.

KPU juga mengundang Presiden RI ke-3 B. J. Habibie, Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri, dan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Termasuk, KPU juga mengundang seluruh mantan wakil presiden RI.

Di luar tamu undangan, massa pendukung diperbolehkan hadir ke lokasi, tetapi tidak diizinkan masuk ke arena debat.

KPU menyediakan dua tempat terpisah di luar arena debat bagi massa pendukung kedua paslon.

Kedua massa pendukung dipisah untuk menghindari terjadinya hal-hal yang mengganggu keamanan.

Akan disediakan layar lebar di dua tempat tersebut, sehingga, meskipun tak berada di arena debat, massa pendukung tetap dapat mengikuti jalannya debat.

Baca: Mahfud: Masyarakat Jangan hanya Kritisi Debat Capres, tapi Lihat Track Record Calon

Dilarang provokatif

KPU meminta para tamu undangan debat tak membawa alat peraga kampanye selama menyaksikan debat.

Hal ini untuk menjaga suasana debat tetap kondusif.

Untuk tetap memeriahkan suasana debat, KPU akan menyediakan alat peraga kampanye bagi para tamu undangan.

Alat peraga itulah yang boleh dibawa tamu selama menjadi penonton debat di ruangan.

Selain dilarang membawa alat peraga sendiri, KPU juga meminta para tamu tak mengenakan atribut kampanye yang provokatif.

Para tamu diminta memakai atribut yang wajar dan sesuai dengan kaidah. 
Misalnya, tidak perlu mengenakan baju bertuliskan 'Jokowi Lagi' atau Jokowi 2 Periode', dan tidak perlu juga mengenakan baju bertuliskan '2019 Ganti Presiden'.

Berikut informasi LINK live streaming TVRI, Kompas TV, dan RTV:

Link TVRI

Link Kompas TV

Link RTV

Baca: Isi Surat Ahok untuk Pendukung dan Pembencinya Jelang Bebas, Minta Maaf hingga Ubah Nama Panggilan

(*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved