Lifestyle

Tanpa Bahan Kimia, Mahasiswa UNY Ciptakan Sabun Kecantikan Kulit dari Daun Petai Cina

Tanpa Bahan Kimia, Mahasiswa UNY Ciptakan Sabun Kecantikan Kulit dari Daun Petai Cina

Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Hari Susmayanti
Istimewa
Mahasiswa UNY berinisiatif membuat daun petai cina untuk sabun perawatan kecantikan kulit. 

Laporan Reporter Tribun Jogja Noristera Pawestri

TRIBUNJOGJA.COM - Pohon Lamtaro atau petai cina kerap digunakan dalam penghijauan lahan atau pencegahan erosi.

Sejak lama, petai cina telah dimanfaatkan sebagai pohon peneduh, pencegah erosi sumber kayu bakar dan pakan ternak.

Tak banyak diketahui, petai cina ini juga dapat dimanfaatkan menjadi sabun kecantikan.

Sekelompok Mahasiswa UNY berinisiatif membuat daun petai cina untuk sabun perawatan kecantikan kulit.

Baca: SMAN 2 Bantul Siap Laksanakan UNBK 2019, Mulai Gelar Simulasi Ujian

Penciptaan sabun herbal dari petai cina ini ditengarai untuk mengurangi penggunaan produk kimia.

Adalah Fatwaning Raras Pawestri, Merita Dewi Kadarwati, Nurhayati Wahyu Kurniasari, Novita Permatasari dan Aprilia Ristianasari yang mengembangkan sabun herbal petai cina.

Nurhayati Wahyu Kurniasari, mengatakan, produk sabun herbal yang diolahnya ini kandungan bahan kimianya sangat sedikit atau bahkan tidak mengandung bahan kimia sama sekali.

"Sehingga kami menggunakan bahan daun petai cina yang dapat mengurangi produk kimia yang menjadi campuran agar tidak merusak kulit. Kami mengembangkan inovasi produk yang sehat dan tidak merusak kulit dalam jangka panjang," ujarnya pada Senin (14/1/2019).

Sabun kecantikan berbahan daun petai cina inovasi dari mahasiswa UNY
Sabun kecantikan berbahan daun petai cina inovasi dari mahasiswa UNY (Istimewa)

Adapun bahan-bahan yang digunakan untuk membersihkan sabun herbal ini yakni Natrium Hidroksida, air suling, daun petai cina, minyak kelapa, minyak zaitun, esential oil, pewarna makanan.

Proses pembuatan sabun ini diawali dengan membuat ekstrak daun petai cina. Caranya merebus daun petai cina dalam air mendidih terlebih dahulu.

"Kami mendapatkan bahan tersebut (petai cina -red) mudah di Wonosari karena tumbuh di mana saja. Sehingga meminimalkan budget juga," lanjutnya.

Kemudian, bahan tersebut dicampur dengan natrium hidroksida, air, dan minyak lalu panaskan campuran tersebut dan tambahkan ekstrak daun petai cina, esential oil untuk aroma sabun dan pewarna makanan untuk membuat warna yang menarik pada sabun.

Setelah mendidih, tuang adonan ke cetakan dan tunggu sampai adonan mengeras menjadi sabun kira-kira selama lima hari.

Baca: Restorasi Dua Lukisan Karya Raden Saleh Milik Museum Keraton Yogyakarta Butuh Waktu 2 Bulan

Setelah sabun mengeras, sabun kemudian dikemas dengan rapi agar menarik.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved