Pemilik WO yang Bikin Seribu Tamu Resepsi Penikahan di Palembang Tak Makan Dilaporkan ke Polisi

Uut Pemilik Wedding organizer yang menangani persiapan pernikahan dilaporkan ke polisi, dia tak bertanggung disaat resepsi berlangsung

Editor: Iwan Al Khasni
Kolase SRIPOKU PAIRAT | Tribususmel
Uut Pemilik WO (kanan) | Keluarga korban melapor ke kantor polisi, Senin (14/1/2019) 

Pemilik WO yang Bikin Seribu Tamu Resepsi Penikahan Tak Makan Dilaporkan ke Polisi

TRIBUNjogja.com ---- Cerita seribu tamu undangan tak mendapatkan makanan saat menghadiri resepsi pernikahan di Palembang, berlanjut ke ranah hukum.

Uut Pemilik Wedding organizer (WO) yang menangani persiapan pernikahan dilaporkan ke polisi, dia tak bertanggung disaat resepsi berlangsung.

Dan akibat dari kaburnya Uut, sedikitnya 1000 tamu undangan di resepsi itu tidak mendapat makan siang.

Setelah beberapa lama, ibu korban yang ditemani keluarga besar dan kuasa melaporkan kejadian tersebut ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polresta Palembang,
Senin (14/1/2018).

Kepada petugas ibu korban, Yulanti mengatakan kejadian tersebut terjadi pada sabtu (5/1) lalu sekitar pukul 12.00 siang di gedung Sukaria depan depan IBA kecamatan
Kemuning Palembang.

Terlapor yang merupakan owner Wedding Organizer yang disewa oleh korban dalam acara pernikahan anaknya, namun pelapor tidak menyediakan makanan untuk tamu undangan.

Atas kejadian ini, korban mengalami kerugian kurang lebih Rp 27 juta.

Menurut paman korban, Toni (56) yang merupakan ketua acara pernikahan tersebut, sebelumnya terlapor sempat hadir diacara akad nikah keponakannya sebelum akhirnya tidak
bisa di hubungi.

"Awalnya nggak ada rasa curiga sebelumnya dia rajin datang untuk ngecek. Waktu gladi tanggal 4, hari jumat sore dia ada, sampai hari H dia juga masih terlihat sekitar
jam 9nan ," ujarnya.

Namun saat hari H sekitar pukul 10 pihak gedung menghubungi keluarga yang mengatakan bila ketering belum juga tiba.

"Saat pukul 09.15 pihak gedung nanya dengan Uut (terlapor) katanya makanan gak ada, dijawabnya lagi di jalan. Tapi sampai pukul 10 gak juga datang akhirnya pihak
gedung nanya kita, pihak keluarga, kita langsung nanya Uut katanya di perjalanan itu sekitar pukul 10an. Setelah itu sudah kita lost contact sama dia," jelasnya.

Ia juga mengatakan pihaknya sudah mencoba mencari solusi untuk makan siang para tamu undangan, namun sayangnya banyak pihak rumah makan yang tidak sanggup.

"Makanan Ini tidak datang sama sekali sampai pukul 13.00, sampai kami pesan katering lain dan rumah makan juga tapi semua tidak sanggup," ujarnya.

Toni menambahkan, keluarga saat ini sudah memaafkan namun proses hukum akan tetap berjalan sebagaimana mestinya.

"Kita sebagai umat lslam sudah sepatutnya memaafkan, tapi hukum tetap berjalan, inikan menyangkut harga diri, kita juga malu atas kejadian ini," katanya.

RIY alias Uut bersama putri semata wayangnya.
RIY alias Uut bersama putri semata wayangnya. (SRIPOKU.COM/PAIRAT)

Baca: Ibunda Pemilik WO yang Bikin Kelaparan Seribu Tamu Undangan Tak Kuasa Menahan Malu

Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Palembang , Kompol Yon Edi Winara, melalui Kasubag Humas, AKP Andi Hariyadi mengatakan bahwa laporan korban sudah di terima, dan
saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan.

"Laporan sudah kita terima dan akan segera ditindaklanjuti, atas kejadian ini korban mengalami kerugian kurang lebih Rp 27 juta," pungkasnya.

Uut menghilang

Diketahui sebelumnya, Uut diduga menjadi tersangka atas kasus penipuan penyediaan jasa Wedding Organizer (WO) pada acara resepsi pernikahan berinisial ANG dan FAD yang
digelar pada Minggu (6/1/2019) lalu di Gedung Suka Ria Palembang.

Kejadian pun bermula pada saat ANG dan FAD sepakat menggunakan jasa WO milik Uut, namun pada saat hari resepsi tiba makanan yang dipesen melalui jasa catering Uut tak
kunjung datang.

Akhirnya keluarga besar pengantin dan juga 1000 tamu undangan yang hadir pada waktu itu pun harus menahan lapar karena hingga acara resepsi selesai makanan tak juga
datang.

Saat ditemui di kediamannya di kawasan Perumnas Talang Kelapa Kec Alang-alang Lebar Palembang pada Rabu (9/1/2018)

Martina mengaku sulungnya tak pernah lagi pulang ke rumah, bahkan memberi kabar via telepon pun tidak sama sekali.

"Sejak kejadian ini, Uut dak pernah balek, bahkan kasih kabar pun tidak, kami semua khawatir keberadaannya apalagi dia pergi membawa cucu saya" ungkap Martina dengan
nada serak.

Lokasi pernikahan Jalan Perwari, 9 Ilir, Ilir Tim. II, Kota Palembang, Sumatera Selatan
Lokasi pernikahan Jalan Perwari, 9 Ilir, Ilir Tim. II, Kota Palembang, Sumatera Selatan (Kolase Google | Kompas)

Baca: Pelanggan WO yang Buat Seribu Tamu Resepsi Pernikahan Tak Makan, Satu per Satu Batalkan Order

Martina sama sekali tak pernah menyangka atas kejadian memalukan ini.

Terlebih dia begitu paham bagaimana perjuangan anaknya merintis WO miliknya dari nol, tepatnya sejak tahun 2013 dan kejadian seperti ini baru pertama kali ditemuinya.

"Selama ini semuanya lancar, Uut sering dapat job kayak ini dan tak pernah bermasalah"

"Saya tahu persis bagaimana perjuangan Uut waktu merintis kali pertama usaha ini hanya modal menerima jasa hias kotak hantaran sederhana hingga bisa besar kayak
sekarang" beber Martina.

Agung, adik Uut pun mengaku kerap menemani sang kakak setiap kali menerima job mendekor, mulai dari acara pernikahan, ulang tahun hingga syukuran akikah termasuk pada
saat resepsi pernikahan ANG dan FAD.

Namun Agung bersama Martina sama sekali tak pernah terlibat dengan pihak ketiga yang digunakan Uut seperti urusan rias pengantin, fotografer hingga catering.

"Tugas aku cuma bantu pasang dan bongkar dekor setelah dipake, selebihnya Uut yang urus semuanya" Ungkap Agung.
Diketahui WO yang dikelola Uut hanya menyediakan jasa dekor,.

Selebihnya Uut menggunakan jasa pihak ketiga untuk memenuhi permintaan pesanan pengantin, mulai dari jasa rias pengantin, sewa tenda, fotografer hingga catering.

Saat ini Martina dan keluarga korban masih tetap melakukan komunikasi terutama tentang kabar Uut yang tak kunjung pulang.

Beberapa jasa yang digunakan Uut pada resepsi pernikahan ANG dan FAD pun meminta pertanggungjawaban kepada Martina, lantaran belum dilunasi dan hanya melakukan
pembayaran uang muka (DP) seperti fotografer dan sewa tenda.

"Kemarin ada orang tenda dan fotografer datang ke rumah, setelah menunjukkan kuitansi akhirnya mau tak mau harus tanggung jawab, terpaksa kita bayar lunas" Ujar Agung.

Terakhir, Martina tak kuasa menahan tangis saat ditanya bagaimana nasib periuk nasi yang dijalani sulungnya kedepan setelah heboh pemberitaan ini.

"Uang bisa dicari namun harga diri mau gimana lagi, semua sudah tahu masalah ini, mungkin ini lagi ketiban sialnya dan semoga nanti ketemu jalan keluarnya"

"Yang jelas saya miris dengan usaha kita kedepannya" Ungkap Martina sambil sembari mengusap air matanya.

Parahnya, Martina mengaku dua hari setelah musibah ini beberapa pelanggan membatalkan secara sepihak untuk menggunakan jasa WO Uut.

"Entahlah, belum tahu titik terangnya. tapi para pelanggan sudah menghubungi minta dibatalkan gunakan jasa kita, malah ada yang sudah melakulan DP, termasuk list order
Februari juga minta dibatal" ungkap Martina dengan tatapan kosong.

Namun, beberapa dari pelanggan juga masih ada yang tetap menunggu kejelasan dari Uut.

Terakhir, Martina berharap kepada pihak yang sudah dirugikan bisa bersabar sampai sulungnya memberikan titik terang atas kejadian ini.

"Kita belum tahu cerita sebenarnya, kuncinya ada di Uut, siapa tahu yang bermasalah juga dari pihak catering dan ini harus kita cari juga oknumnya" tutup Martina
dikutip dari Sripoku.com. (*)

Sumber: Tribun Sumsel
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved