Bantul
Kisah Pilu Mbah Sokiyem, Tunanetra Asal Bantul yang Bertahan Hidup Sebatang Kara
Di rumah sederhana itu, Mbah sokiyem mengaku hidup sendirian sebatang kara, tidak memiliki teman untuk berbagi.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
"Mbah Sokiyem ini satu di antara warga miskin yang hanya memiliki KIS (kartu Indonesia sehat). Mestinya Mbah Sokiyem ini bisa memperoleh BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai). Nah, karena itu akurasi data sedang kita perbaiki," ucapnya.
Data terpadu penerima jaminan sosial saat ini sedang dibenahi.
Baca: DIY Segera Miliki Jalur Kelok 18 yang Hubungkan Bantul dan Gunungkidul
Halim berharap proses verifikasi dan validasi akan segera selesai pada akhir bulan ini dengan cara menggelar musyawarah desa (musdes) diseluruh Kabupaten Bantul.
Metode yang digunakan untuk melakukan verifikasi dan validasi data kemiskinan dikatakan Halim memakai proksimintes yaitu uji data kemiskinan dengan turut serta melibatkan masyarakat.
"Semoga akhir bulan ini verifikasi dan validasi data terpadu fakir miskin di kabupaten Bantul bisa kita peroleh dengan akurat," harap dia.
Tak ketinggalan, dalam kunjungan ke rumah Mbah Sokiyem, Halim juga menyerahkan bantuan sembako yang diakuinya merupakan titipan dari segenap teman.
"Niki enten titipan sembako Mbah, saking rencang-rencang sedoyo (Ini ada titipan sembako Mbah, dari teman-teman semua-red)," ucap Halim sembari menyerahkan bantuan ke Mbah Sokiyem.
Dari bantuan itu terlihat ada sejumlah karung beras, minyak sayur, mi instan dan barang kebutuhan lainnya. (*)