Dengungan Aneh Ini Mengitari Seluruh Dunia, Tapi Tidak Ada yang Menyadarinya

Ada dengungan yang tidak bisa didengar siapa pun sehingga wajar saja tidak ada yang menyadarinya kecuali para ilmuwan

Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
Live Science
Gelombang Seismik yang tercatat di seismograf 

TRIBUNJOGJA.com - Ada dengungan yang tidak bisa didengar siapa pun sehingga wajar saja tidak ada yang menyadarinya kecuali para ilmuwan. Itu adalah peristiwa seismik, yang berasal dari pantai Mayotte pada 11 November, sebuah pulau kecil di perairan antara Madagaskar dan Mozambik.

Dari sana, dengungan itu mengitari seluruh dunia, meskipun itu cukup tidak biasa (tidak cukup gempa) dan hampir tidak ada yang memperhatikan, seperti yang dilaporkan Maya Wei-Haas untuk National Geographic.

Beberapa ilmuwan yang menyadarinya kemudian melakukan perburuan sumber dengungan itu.

National Geographic melaporkan bahwa dengungan aneh itu terhitung aneh dengan mempertimbangkan sejumlah alasan.

Pertama, dengungan itu hanya terjadi pada satu frekuensi ultra-rendah, seperti lonceng yang disetel dengan baik. Padahal biasanya gelombang seismik melibatkan banyak frekuensi yang berbeda.

Ilmuwan Kebingungan Ada Gelombang Misterius Guncang Bumi, Terdeteksi Sensor Gempa di Seluruh Dunia

Kedua, gelombang itu muncul dan mengitari planet tanpa adanya tanda-tanda gempa seperti biasanya.

Tidak ada seorang pun di daerah yang diperkirakan merupakan sumber dengungan itu merasakan adanya getaran.

Bola Api yang Meledak di Atas Greenland Getarkan Bumi Hingga Tercatat Sensor Gempa

Namun, laporan yang dirilis pada 12 November 2018 oleh pemerintah Perancis menemukan bahwa Mayotte telah meluncur 2,4 inci (6 cm) ke timur dan 1,2 inci (3 cm) ke selatan.

Para ilmuwan telah menawarkan sejumlah penjelasan yang mungkin bisa menjawab peristiwa seismik aneh ini.

Sayangnya belum ada yang mendapatkan kesepakatan utuh alias belum diperoleh kesimpulan.

5 Pulau yang Menghilang Secara Misterius dari Peta Dunia

Ada kemungkinan itu bersumber dari "gempa bumi yang lambat" yang menghantam daerah itu. Hingga tidak memicu banyak guncangan hebat karena itu terjadi dalam jangka waktu yang lebih lama.

Mungkin juga akibat dari gelembung magma yang mengalir di bawah permukaan atau mengalir di dalam lubang besar di kerak sehingga menimbulkan dering resonansi.

Untuk saat ini, penyebab pastinya masih menjadi misteri.

Terowongan Misterius di Bawah Kuil Bulan Ini Disebut Sebagai Gerbang Neraka Suku Maya

"Saya belum pernah melihat yang seperti itu sebelumnya," kata ahli gempa Göran Ekström dari Universitas Columbia kepada National Geographic tentang anomali 11 November.

Hampir setengah tahun sebelum sinyal aneh ini muncul, seismolog dikejutkan pula oleh aktivitas seismik abnormal lainnya di sekitar kawasan yang sama. Ada rentetan kawanan ratusan gempa kecil dan sering yang berasal sekitar 50 kilometer (31 mil) di lepas pantai timur Mayotte.

Jaringan pulau-pulau dan pulau-pulau kecil, yang terletak kira-kira di antara Afrika dan Madagaskar, diatur oleh Perancis, tetapi juga diklaim oleh negara kepulauan Comoros.

Misterius, Ribuan Ikan Mas di Sungai Eufrat Mati Mendadak

Pada pagi hari tanggal 10 Mei, jaringan pulau-pulau kecil yang berada di antara Afrika dan Madagaskar juga diguncang gempa yang muncul tanpa peringatan. Bukannya berhenti, rentetan kawanan gempa ini terus diikuti oleh serangkaian gempa lainnya yang hingga kini belum hilang.

Gempa lainnya terjadi pada 15 Mei. Gempa bermagnitud 5,8 mengguncang basin Komoro. Ini merupakan gempa terbesar yang pernah tercatat di basin Komoro.

Meski terdengar sangat mengkhawatirkan, namun rangkaian gempa sejatinya merupakan peristiwa normal dan tidak berbahaya.

Aneh, Gunung Es di Antartika Ini Berbentuk Persegi Empat Sepanjang 1,6 Kilometer

Dalam hal ini, analisis awal dari seismic swarm oleh para peneliti di École normale supérieure di Paris menunjukkan bahwa tremor tidak hanya dipicu oleh aktivitas tektonik saja, tapi bisa juga dipicu oleh aktivitas vulkanik di wilayah tersebut.

Akan tetapi getaran pada 11 November itu dinilai sangat aneh.

Ada rentetan kawanan getaran yang gelombang panjang, dan datar seperti bersenandung secara konsisten, tanpa adanya fluktuasi yang biasanya merupakan tanda dari getaran gempa pada umumnya.

Obyek Tak Dikenal yang Lewati Bumi Diduga Kapal Alien, Ini Daftar Keanehannya

Sebaliknya, sinyal yang berfrekuensi sangat rendah ini berulang setiap 17 detik dengan durasi selama 20 menit.

"Ada banyak hal yang tidak kami ketahui," kata insinyur penelitian Nicolas Taillefer, kepala unit risiko gempa dan volkanik BRGM, kepada National Geographic.

"Itu sesuatu yang baru dalam sinyal di stasiun kami," tambahnya.

Hal itu bukan berarti tim tak memiliki hipotesis. Dengan apa yang sudah mereka curigai sebagai rangkaian kawanan gelombang seismik, dugaan para peneliti adalah bahwa getaran anomali itu juga terkait dengan aktivitas gunung berapi.

Saat Arkeolog Menggali Makam Kuno Ini Sangat Menakutkan dan Aneh!

Kemungkinan karena adanya pergerakan magma yang sangat besar di bawah Samudra Hindia.

Jika demikian, ini juga bisa menjelaskan sesuatu yang lain bahwa Mayotte tidak diam.

Pembacaan GPS menunjukkan bahwa sejak Juli - setelah gelombang seismik itu dimulai - pulau itu telah bergeser sekitar 60 mm (2,4 in) ke arah timur dan 30 mm (1,2 in) ke selatan.

Menurut satu analisis, gerakan ini bisa disebabkan oleh pengosongan waduk magma di dekatnya, meskipun penelitian tambahan akan diperlukan untuk memverifikasi ini.

Posum Langka Mirip Pikachu Ditemukan di Australia

Jika hipotesis itu ternyata benar, tidak ada yang bisa mengatakan dengan pasti apa yang mungkin terjadi, tetapi pemodelan menunjukkan Mayotte dapat terus bergerak selama rentetan gempa itu tetap ada.

Seperti apakah mereka akan menemukan sinyal misterius lagi, tidak ada yang tahu.

"Oleh karena itu, pengamatan ini mendukung hipotesis kombinasi tektonik dan efek vulkanik yang menjelaskan fenomena geologis yang melibatkan urutan seismik dan fenomena vulkanik," jelas BRGM.

"Hipotesis ini perlu dikonfirmasi oleh penelitian ilmiah di masa depan," tambahnya. (*/National Geographic/Live Science)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved