Jawa
Populasi Monyet Ekor Panjang di Gunung Tidar Membludak, Tim Peneliti UGM : Harus Segera Dikendalikan
Populasi monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) yang menghuni hutan di kawasan Gunung Tidar Kota Magelang membludak.
Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Gaya Lufityanti
Hal itulah yang memicu permasalahan atau konflik dengan manusia yang selama ini terjadi di Gunung Tidar.
Kurangnya bahan pangan dari habitat menyebabkan hewan tersebut akan mencari makanan di tempat lain, bahkan sampai kawasan permukiman warga.
Terjadilah pencurian makanan dan gangguan lain di lingkungan masyarakat.
"Masalahnya, dengan tingkat kepadatan seperti itu, makanan tidak tersedia di Gunung Tidar. Mayoritas tumbuhannya adalah pinus. Mereka pun berusaha mencari makanan ke tempat lain, sampai ke rumah-rumah warga, secara bergerombol, melakukan pencurian makanan, dan menimbulkan gangguan kepada masyarakat," ujarnya.
Baca: AFJ Minta Pemda DIY Keluarkan Larangan Aktivitas Topeng Monyet
Masalah lain yang dapat timbul akibat over-populasi itu adalah risiko penyebaran penyakit.
Hewan primata ini dinilai dapat menyebarkan bibit penyakit ke lingkungan, seperti di sumber air yang pada akhirnya akan berdampak kepada kesehatan masyarakat.
Penyakit yang harus diwaspadai dari parasit atau virus yang berinang pada spesies tersebut.
"Saat dia buang kotoran yang dia buang, di dekat penjual itu kotorannya bisa mencemari tempat cuci, sehingga bisa berbahaya bagi pengunjung karena bisa dikonsumsi, Kotoran mereka kalau hujan bisa larut dan terbawa masuk ke permukiman. sehingga perlu ada kontrol Termasuk jika ada pengunjung yang digigit bisa lapor ke dinas untuk segera ditangani," ujar Wisnu.
Wisnu beserta tim peneliti dari UGM pun memberikan tiga rekomendasi kepada pemerintah daerah dalam hal ini Pemkot Magelang untuk segera mengambil upaya solutif terhadap masalah populasi monyet ekor panjang yang membludak di Gunung Tidar.
Satu, melalui pengukuran jumlah populasi, kepadatan dan sex ration secara berkala setiap tahun.
"Upaya pengendalian perlu dilakukan. Monyet-monyet ini boleh dibiarkan hidup, tetapi harus terpantau populasinya. Oleh karena itu dipantau setiap tahun, berapa komposisi jantannya, komposisi betinanya. Kemudian diberikan pengertian, kepada masyarakat, tentang bahaya interaksi kalau kontak dengan manusia," ujarnya.
Solusi lain yang dapat dilakukan adalah dengan metode sterilisasi, atau pemandulan dari monyet jantan, sehingga laju perkembangbiakan monyet dapat terkendali.
Kendati demikian metode tersebut sangat mahal dengan upaya yang besar, karena harus menembak bius seluruh populasi jantan yang berjumlah ratusan dan dilakukan steriliasasi satu per satu.
Jalan lain yang lebih mudah adalah dengan menanam tanaman atau tumbuhan 'buah' yang dapat menjadi sumber makanan bagi monyet.
Baca: Pemkot Magelang Ingin Jadikan Kawasan Gunung Tidar sebagai Kebun Raya
Tanaman tersebut ditanam secara terkontrol di satu area saja, dimana satu koridor itu ditanami buah-buahan.