Listrik
Purwarupa Becak Listrik Android 'Belia' Pengganti Bentor
Rudi Winarso, alumnus Program Pascasarjana ISI Yogyakarta membuat prototype Becak Listrik Android 'Belia' yang dimodifikasi dengan menambah alat
Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja Noristera Pawestri
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Rudi Winarso, alumnus Program Pascasarjana ISI Yogyakarta membuat prototype atau purwarupa Becak Listrik Android 'Belia' yang dimodifikasi dengan menambah alat bantu gerak.
Sehingga, tenaga becak tidak hanya dari kayuhan saja, namun juga ditambah dengan tenaga penggerak alternatif menggunakan tenaga accu.
"Accu dalam artian kan kita ambil dari listrik. Kemudian sisi yang kedua tenaga alat untuk pengereman kita buat cakram. Ada dua, cakram kemudian ada hidrolik yang manual," kata Rony pada Jumat (23/11/2018).
Pada prinsipnya, Belia ini menggunakan alat bantu listrik.
Sehingga manfaat dari listrik ini untuk membantu, bukan untuk mengambil alih kayuhnya.
Baca: Pria 60 Tahun Ini Pilih Tetap Setia Gunakan Becak Kayuh
Belia ini merupakan inovasi becak tradisional kayuh Yogyakarta yang dilengkapi dengan dinamo listrik Brushless Direct Current (BLDC) 350Watt, batre 48Volt/20Ah, sebagai tenaga alternatif atau alat bantu gerak.
"Pada dasarnya becak itu tetep becak kayuh, kalau ada tanjakan itu bisa difungsikan mesinnya. Kita gas seperti motor matic biasa," ucapnya.
Becak ini pun juga sudah dilakukan uji coba perjalanan tanpa dikayuh dari Kotagede menuju Borobudur dan kemudian kembali lagi ke Yogyakarta.
"Ketika pulang, sampai Jalan Magelang baru drop. Jadi estimasi Jogja-Borobudur," kata Roni.
Untuk mesin dari Belia sendiri menggunakan Brushless Direct Current (BLDC) sebesar 350Watt.
Ia pun menjelaskan, motor listrik yang terkena pajak bisa dikategorikan minimal 3000 Watt masuk ke motor.

Sementara untuk dibawah 3000 Watt maka termasuk non motor.
Baca: Jumlah Becak dan Andong di Malioboro Dibatasi Sesuai Kapasitas Pangkalan
"Kita baru bikin 350 watt yang high torsi dan medium torsi, sekarang di bengkel kita kembangkan yang 1000 watt sama yang 500 watt. Yang Borobudur (menggunakan) 350 Watt kita uji coba bisa jalan 65-70 km/jam. Idealnya di Jogja 25 km/jam sudah termasuk cepat," lanjutnya.
Belia ini mampu mengangkut beban muatan hingga150kg.
Nantinya Belia ini juga akan dipasang aplikasi yang bekerjasama dengan Diskominfo Kota Yogyakarta melalui aplikasi 'Jogja Istimewa' yang mengandung konten pariwisata, pendidikan maupun ensiklopedia Yogyakarta.
"Untuk tarifnya kita sedang bicarakan dengan teman-teman bagaiamana tarif ini kita atur bersama atau tawar menawar itu masih dalam ranah diskusi dengan teman-teman untuk aplikasi. Jadi aplikasi sifatnya masih informatif belum transaksional," terangnya.
Becak tersebut juga telah dirancang sesuai Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2016 yang mengatur tentang Moda Transportasi Tradisional Becak dan Andong.
Ia menyebut, becak motor (bentor) yang ada hingga saat ini jumlahnya mencapai 3000 bentor, sementara untuk becak kayuh jumlahnya ada 5800.
"Padahal ada data di kami total becak di DIY ada 11 ribu becak. Yang 3000 (bentor -red) yang jadi permasalahan," ucap Roni.
Hal ini karena keberadaan bentor kata dia melanggar regulasi Perda No 5 Tahun 2016.
Selain itu, Raperda yang sekarang ini sudah ada di tangan Walikota juga akan disahkan.
"Otomatis kasihan temen-temen bentor sudah menabrak regulasi. Kita dorong kita sosialisasi pihak Dishub, Kepatihan, Kepolisian. Kita harapkan gagagsan ini bisa dijadikan program untuk teman-teman pengayuh becak," tuturnya.(TRIBUNJOGJA.COM)